Badung (ANTARA) -
Markas Besar TNI berencana membuka posko crisis center di Markas Komando Armada II Surabaya dan juga di Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi, Jawa Timur, dalam kegiatan pencarian kapal selam KRI Nanggala-402.
"Rencananya akan membuka posko di Mako Armada II Surabaya dan juga Lanal Banyuwangi dengan beberapa peralatan pendukung. Seperti ambulans MHC yang akan berpatroli itu juga akan disiapkan," kata Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis.
Ia mengatakan Mako Armada II ditetapkan sebagai posko crisis center dengan mempersiapkan peralatan komunikasi dan sebagainya, termasuk yang nantinya akan dipergunakan untuk memperoleh keterangan terkait pencarian kapal selam KRI Nanggala. Sedangkan di Lanal Banyuwangi juga sudah disiapkan ambulans beserta peralatan lainnya.
"Jelas saya sampaikan tadi, kita harus optimistis, kita juga sudah kerahkan SDM yang ada, seperti KRI Rigel, KN SAR Wisnu untuk peralatan yang mendeteksi 600 meter. Yang jelas, kita berupaya," katanya.
Ia mengatakan bahwa sejauh ini seluruh sumber daya dan peralatan yang ada telah dikerahkan untuk pencarian kapal selam KRI Nanggala. “Mudah-mudahan bantuan dan semuanya juga bisa membantu mempercepat untuk menemukan lokasi dari kapal selam KRI Nanggala-402,” imbuhnya.
Sebelumnya, pada Rabu (21/04) kapal selam KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak di Perairan Bali bagian utara.
Pada pukul 03.45 KRI Nanggala melaksanakan penyelaman. Kemudian pukul jam 04.00 melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8 dan bukan rudal. Kemudian, itu merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo.
Saat ini sudah ada lima KRI dan satu helikopter yang melakukan operasi pencarian dengan kekuatan yang lebih dari 400 orang personel, kemudian juga KRI Rigel (933) saat ini juga sedang bergerak yang dulu pernah dilibatkan pada pencarian Sriwijaya Air.