Sidoarjo (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan jika pasokan beras di provinsi setempat masih aman hingga Mei 2021, menyusul saat ini sejumlah wilayah Jatim sudah mulai panen raya.
"Saat ini sejumlah wilayah di Jawa Timur seperti di Bojonegoro, Lamongan dan juga Ngawi sudah mulai memasuki panen raya," katanya saat meninjau gudang Bulog di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengatakan, setiap hari Bulog Jatim sudah menyerap 1.500 ton per hari, tapi akan terus bergerak naik menjadi 2.000 ton per hari seiring dengan panen raya di sejumlah daerah.
"Karena memang panen raya ini di akhir bulan Maret dan pertengahan April. Jadi pergerakan penyerapan beras masyarakat dari 1.500 ton akan bertambah menjadi 2.00O ton perhari," tukasnya.
Khofifah menjelaskan, sesuai dengan hasil rilis BPS Jawa Timur sekarang merupakan produksi beras terbanyak di Indonesia.
"Tahun sebelumnya adalah Jawa Tengah. Itu berarti pasokan beras di Jatim berlimpah sampai akhir bulan Mei. Maka kami juga ingin memastikan bahwa serapan beras yang sedang pada proses menuju puncak panen terus ditingkatkan oleh Bulog. Itu artinya di bulan Ramadhan stok beras di Jatim aman," katanya.
Dirinya juga menyampaikan usul ke Presiden, kalau ada beras yang harus diserap harganya jangan sampai di bawah HPP.
"Maka seperti tahun yang lalu ada Bank Himbara yang akan ditugaskan oleh pemerintah untuk menyerap beras yang akan dipanen," tukasnya.
Dengan demikian, lanjut dia, perlindungan terhadap petani jangan sampai harga beras itu di bawah HPP bisa dilakukan. Itu harus bisa termonitor, terantisipasi sehingga semua seiring dengan upaya kesejahteraan masyarakat terutama petani.
"Kami sampaikan bahwa pasokan sembako di Jawa Timur menjelang bukan Ramadhan semua dalam keadaan aman dan tercukupi. Ada sedikit dinamika saja cabai, namun cabai juga akan mendekati panen raya," katanya.
Hadir dalam kunjungan itu Kepala Bulog Jatim, Khozin, Kepala Dinas Pertanian Jatim Hadi, dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Jatim. (*)