Sidoarjo (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengklaim jika pengoperasian Rumah Potong Hewan (RPH) Krian bisa meminimalisasi peredaran daging sapi gelonggongan di wilayah setempat.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali di Sidoarjo, Kamis, mengatakan dengan pengoperasian kembali RPH ini, masyarakat bisa mendapatkan daging sapi dengan kualitas terbaik.
"Hal itu karena proses pemotongan hewan di tempat RPH ini menggunakan teknologi yang modern," katanya di sela peninjauan pengoperasian kembali RPH Krian.
Ia mengatakan, harga penyembelihan satu ekor sapi dipatok Rp400 ribu Harga tersebut sudah termasuk pengepakan daging, kepala dan kulitnya. Selain harganya yang dijamin murah dari pasaran, Pemkab Sidoarjo juga menjamin dagingnya higienis bersih karena menggunakan sistem pemotongan modern.
"Dan yang paling penting prosesnya sesuai syariat Islam sehingga kehalalannya dijamin," ujar bupati yang akrab disapa Gus Muhdlor.
Ia mengatakan pemotongan sapi di luar harga paling rendah rata-rata Rp700 ribu sampai Rp800 ribu per ekor.
"Sedangkan di RPH Krian sudah dipatok harga tetap Rp400 ribu tiap ekor," ujarnya.
Dengan harga yang kompetitif ini usaha penjualan daging sapi diharapkan mengalami kenaikan. RPH Krian memiliki kapasitas bisa memotong 100 ekor sapi dalam sehari.
'Saya kira arah utama RPH ini kenapa harus dimodernisasi karena kami ingin memastikan daging yang diterima dan beredar yang di Sidoarjo ini harus daging yang aman, nyaman, utuh dan yang terpenting halal," ujarnya.
Gus Muhdlor menjamin pemerintah hadir dan mengawal peredaran daging yang dijamin kehalalannya dan daging yang bersih serta aman dikonsumsi masyarakat.
'Semoga adanya RPH ini daging yang diterima masyarakat Sidoarjo, pertama bersih kemudian tidak ada penyakit-penyakit dan sebagainya, ini penting. Hampir seluruh masyarakat Sidoarjo ini adalah mayoritas Islam, pemerintah wajib memastikan bahwa daging yang beredar dijamin kehalalannya," katanya.
Jagal dibiarkan berjalan, karena Gus Muhdlor yakin masyarakat akan memilih jasa RPH karena dijamin kebersihannya, kehalalannya dan harganya murah.
"Dan yang terpenting hari ini kita meminimalisir adanya sapi-sapi gelonggongan itu, karena terkadang orang beli daging satu kilo tapi ternyata sebenarnya itu sapi gelonggogan akan lebih banyak kandungan airnya," tukasnya.