Sumenep (ANTARA) - Kapal Negara (KN) SAR Antasena membantu pencarian korban kapal tenggelam KM Berhasil II di Perairan Gili Genting, Kabupaten Sumenep, pada kecelakaan yang terjadi Minggu (14/2), yang hingga saat ini belum ditemukan.
"Saat ini kapal sudah merapat di Pelabuhan Kalianget," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sumenep Abd Rahman Riadi per telepon di Sumenep, Senin malam.
KN Antasena diberangkatkan dari Surabaya sekitar pukul 11.00 WIB atas permintaan BPBD Sumenep untuk memperkuat upaya pencarian dan penyelamatan korban kapal tenggelam yang sebelumnya telah dilakukan oleh tim dari BPBD Sumenep, Polair, Syahbandar Sumenep, dan kapal nelayan lokal Sumenep.
Kapal dilengkapi dengan peralatan penyelamatan di wilayah perairan, merupakan salah satu kapal tercanggih yang dimiliki Basarnas.
Abd Rahman berharap, dengan bantuan KM SAR Antasena ini, pencarian korban kapal tenggelam bisa segera mendapatkan hasil.
"Dari total 17 ABK, baru 14 orang yang berhasil dievakuasi dan mereka semuanya selamat, sedangkan tiga ABK lainnya belum," kata dia.
KM Berhasil II tenggelam di sekitar Perairan Pulau Gili Genting, Sumenep, Minggu (14/2), sekitar pukul 21.00 WIB.
Kapal motor dengan kapten kapal Haji Hisyam, warga Pulau Mandangin, Sampang, Madura, Jawa Timur itu berangkat dari Pelabuhan Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, hendak mencari ikan menuju perairan timur laut atau tenggara Pulau Gilingan Gili Raja, Kecamatan Gili Genting, Sumenep, Minggu (14/2), sekitar pukul 15.00 WIB.
Sekitar pukul 21.00 WIB, tiba-tiba turun hujan lebat yang disertai angin kencang dengan ketinggian ombak sekitar tiga meter. KM Berhazil II digulung ombak susulan lalu lambung kapal pecah.
Sebanyak 17 ABK terlempar ke laut. Ada yang menyelamatkan diri dengan berpegangan pada bambu dan boks ikan, sebanyak 14 orang, sedangkan tiga orang lainnya hilang.
Lokasi kejadiannya pada koordinat -7.298978,113.732095 di sekitar Perairan Pulau Gili Genting. Korban selamat telah dievakuasi dengan menggunakan KM Pendowo Limo menuju Pelabuhan Rakyat (Pelra) Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.
Para korban selamat mengaku sempat terombang-ambing di laut lepas selama sekitar tiga jam dengan menggunakan alat seadanya, seperti boks ikan dan bambu, sebelum datang pertolongan dari nelayan lain dan petugas gabungan.