Surabaya (ANTARA) - Kakak dari seorang ekstra-kru pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Fadly Satrianto mengungkapkan sebelum kejadian jatuhnya pesawat di wilayah Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (1/9), adiknya sempat mengajak tiga generasi keluarga untuk berfoto bersama.
"Saya pribadi baru sadar setelah kejadian ini. Pada akhir bulan Desember beliau mengajak tiga generasi keluarga yang isinya cowok semua untuk berfoto bersama. Kami baru sadar ini mungkin firasat dari beliau," kata kakak Fadly Satrianto, Juan Setadi di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Minggu.
Di mata keluarga Fadly merupakan sosok periang yang sangat dekat dengan kedua orang tuanya.
"Adik saya yang nomor tiga ini periang. Beliau paling rame dibanding kami semua dan paling dekat dengan ibu," katanya.
Saat kejadian, Fadly yang merupakan ekstra-kru pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terbang ke Pontianak dengan tujuan untuk mengendarai pesawat lainnya.
"Beliau sebagai kru-ekstra dan duduk di bangku nomor 40. Jadi beliau ini naik Sriwijaya dengan tujuan ke Pontianak untuk misi mengendarai pesawat lain dengan tujuan lain," ujarnya.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga tahun 2011 ini juga dikenang sebagai sosok yang pekerja keras dan tekun untuk meraih cita-citanya.
"Adik saya sangat pekerja keras. Dia dulu di Boeing menjadi kru kantor. Lalu mendapat kesempatan untuk pendidikan Boeing di tahun 2016-2017 sebagai co-pilot," katanya.
Seperti diketahui, Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pontianak mengalami kecelakaan, Sabtu (9/1). Sesaat setelah terbang, pesawat tersebut hilang kontak dengan menara kontrol.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu total membawa 12 kru dan 50 penumpang, tujuh di antaranya anak-anak dan tiga lainnya bayi. Hingga saat ini, bangkai pesawat tersebut masih dalam proses pencarian di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. (*)