Probolinggo (ANTARA) - Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari membagikan pengalamannya saat terpapar COVID-19 kepada wartawan yang mengikuti kegiatan rilis secara virtual di Gedung Islamic Centre (GIC) Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Senin.
Bupati Probolinggo dua periode itu secara terbuka menyatakan dirinya telah terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga selama dua pekan terakhir tidak melakukan aktivitas dalam rutinitas kerja di Pemkab Probolinggo.
"Saya terkonfirmasi positif COVID-19 pada Senin (23/11), setelah dilakukan PCR tes oleh Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah) Probolinggo," kata Bupati Probolinggo Tantriana dalam konferensi pers virtual.
Baca juga: Wakil Wali Kota Probolinggo terpapar COVID-19
Ia menceritakan gejala awal yang dirasakannya berbeda dengan kebanyakan kasus COVID-19, yakni merasakan kantuk yang sangat luar biasa pada Sabtu (21/11) sekitar pukul 10.00 WIB, padahal kondisi itu tidak pernah dialaminya.
"Saya mengantuk sekali dan badan terasa lemas, pokoknya keinginan saya waktu itu hanya tidur. Untungnya waktu itu karena ada rasa yang tidak biasa dan mencurigakan, saya tidur pun tetap dalam kondisi bermasker," tutur Bupati Tantriana.
Keesokan harinya pada Minggu (22/11) rasa lemas dan kantuk bukannya hilang, namun seluruh tulang dan sendinya terasa ngilu dan linu seperti setelah melakukan olahraga berat. "Awalnya sempat juga dianggap efek kecapekan karena sebelumnya saya memang bepergian ke luar kota melalui jalur darat dengan bermobil," katanya.
Baca juga: Satgas Probolinggo klarifikasi soal mata dicongkel dan pendarahan jenazah COVID-19
Baca juga: Polisi amankan tujuh penyebar video hoaks jenazah COVID-19 di Probolinggo
Semakin curiga dengan gejala dan kondisi kesehatannya tersebut, akhirnya Bupati Probolinggo itu memutuskan untuk membatalkan seluruh agenda kerja dan melakukan rapid swab antigen secara mandiri pada Senin (23/11).
Kecurigaannya terjawab dan hasilnya menunjukkan reaktif dan setelah dipastikan melalui tes PCR Labkesda hasilnya positif COVID-19. "Gejalanya sangat personal, sehingga sebisa mungkin kita harus perhatian kepada diri kita sendiri dan perubahan seminim apapun yang tidak biasa kita juga harus waspada karena penularannya cepat," ujarnya.
Ibarat perampok, lanjut dia, virus itu sudah berada di depan teras rumah, sehingga ketika lengah sedikit, virus corona akan masuk tanpa disadari.
"Semoga hal itu menjadi hikmah dan kewaspadaan terhadap siapapun yang mendengar atau melihat tayangan ini, sehingga dapat menjadi hikmah dan kehati-hatian bagi kita semua," katanya.
Sesuai petunjuk Kepala Pelaksana Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo, Tantriana disarankan untuk menjalani karantina di rumah isolasi pada 24 November 2020 karena tidak memerlukan perawatan medis khusus.
Setelah hasil tes usap dinyatakan negatif pada Minggu (06/12), Bupati Probolinggo itu sudah bisa berkumpul kembali bersama keluarga, namun tetap harus menjalani karantina atau isolasi mandiri di rumah.
Bupati Probolinggo berbagi pengalaman saat terpapar COVID-19
Senin, 7 Desember 2020 20:44 WIB
Saya mengantuk sekali dan badan terasa lemas, pokoknya keinginan saya waktu itu hanya tidur