Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya melakukan pemulihan ekonomi di tengah pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dengan medorong tempat-tempat wisata yang berpotensi agar bergeliat kembali.
Melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, salah satunya upaya memulihkan ekonomi di sektor pariwisata, karena pariwisata merupakan sektor paling terdampak akibat pandemi virus corona.
Untuk mengenalkan dan meningkatkan kunjungan wisatawan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Jatim mengajak sejumlah perwakilan media massa di Jatim mengeksplorasi objek wisata alam di Banyuwangi, selama tiga hari (13-15 November 2020), yang dikemas dalam program Fam Trip Media dan Pegiat Media Sosial.
Ada tiga objek wisata alam yang menjadi tujuan dalam kegiatan fam trip ini, yaitu Pantai Pulau Merah, Hutan de-Djawatan dan wisata pantai Bangsring Underwater yang merupakan wisata alam percontohan adaptasi kebiasaan baru dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
Familiarization trip yang diikuti belasan perwakilan media massa, perwakilan komunitas fotografer dan infulencer Jawa Timur ini, semula melakukan perjalanan dari Surabaya, menuju objek wisata alam pantai yang terletak di wilayah selatan Banyuwangi, yakni Pantai Pulau Merah, tepatnya Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.
Untuk menikmati keindahan alam pantai selatan di wisata Pulau Merah ini, membutuhkan waktu kurang lebih dua jam dari Kota Banyuwangi. Namun, perjalanan anda akan terbayarkan ketika tiba di wisata Pantai Pulau Merah.
Wisata Pantai Pulau Merah ini menawarkan wisata pantai, pemandangan alam sebuah bukit yang terletak dekat dengan tepi pantai. Bukit tersebut memiliki tanah yang berwarna merah dan tertutup oleh vegetasi hijau. Karena bukit itulah pantai ini dijuluki Pantai Pulau Merah.
Para pengunjung wisata Pantai Pulau Merah juga bisa bermain air laut di pinggir pantai, dan bahkan juga mandi di laut. Ada pula pengunjung wisata berswafoto dengan latar belakang bukit-bukit kecil di tengah yang bersamaan dengan matahari terbenam (sunset).
Sunset, adalah yang paling ditunggu-tunggu oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Karena matahari terbenam di Pantai Pulau Merah tepat berada di antara bukit-bukit kecil.
Duta Wisata Raka Raki Jawa Timur Olivia Heluri Yolanda yang merupakan rombongan fam trip mengaku sangat menikmati panorama alam di Pantai Pulau Merah.
"Pantai Pulau Merah Bagus dan pasir putihnya juga bersih serta ombak yang memanjang menjadi ciri khas tersendiri," katanya.
Wisatawan lainnya adalah Daiva. Ia mengaku baru pertama kali berkunjung ke Pantai Pulau Merah bersama sejumlah teman-temannya, dan ia mengagumi wisata pantai itu sangat indah.
Ia pun rela menginap di tepi pantai, hanya ingin berlama-lama di objek wisata pantai yang dahulu memiliki nama Pantai Wringin Pitu itu.
"Kami sepakat bersama teman-teman untuk mendirikan tenda dan menginap di sini, eman-eman datang jauh-jauh tidak menginap," tuturnya.
Karena masih di masa pandemi COVID-19, pengelola wisata Pantai Pulau Merah tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti pengunjung harus mengenakan masker menjaga jarak, dan di lokasi wisata menyediakan tempat cuci tangan.
"Wisata Pantai Pulau Merah di era adaptasi kebiasaan baru, saat ini secara bertahap mulai kembali normal wisatawan berkunjung ke sini untuk menikmati panorama alam," kata Humas Pokdarwis Pantai Pulau Merah Banyuwangi, Yogi Turnando.
Menurutnya, pandemi COVID-19 sangat berdampak pada wisata Pantai Pulau Merah, dan bahkan objek wisata yang kerap dijadikan lokasi kompetisi selancar nasional dan internasional ini sempat ditutup akibat pandemi.
Untuk jumlah pengunjung wisata pantai sejak sebulan terakhir mulai melaju normal, baik wisatawan domestik maupun wisatawan lokal seputar Banyuwangi.
"Sejak sebulan terakhir sudah ada peningkatan kunjungan wisatawan. Pada September 2020 masih belum terlalu ramai pengunjung, namun libur panjang akhir pekan kemarin jumlah pengunjung bisa mencapai 2.000 hingga 3.000 orang pengunjung," ujarnya.
Wisata Hutan De-Djawatan
Selanjutnya, rombongan fam trip menjelajahi objek wisata alam Hutan De-Djawatan Banyuwangi, yang merupakan tujuan wisata alternatif bagi masyarakat. Lokasinya berjarak sekitar 30 km dari Kota Banyuwangi, tepatnya di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring.
Membutuhkan waktu sekitar satu jam dari pusat Kota Banyuwangi ke wisata Hutan De-Djawatan, dengan mengendarai kendaraan pribadi, dan rute yang dilalui jalan utama Banyuwangi ke arah Jember (arah selatan).
Wisata alam De-Djawatan yang memiliki luasan sekitar 9 hektare ini dipenuhi dengansekitar 800 pohon trembesi berukuran besar yang sudah berumur 100 hingga 150 tahun, layaknya Hutan Fangorn dalam film Lord Of The Rings.
Diberi nama Hutan De-Djawatan, karena lokasi wisata alam ini merupakan tempat kejayaan Perum Perhutani, yang dulunya Peruma Perhutani bernama Djawatan Kehutanan, sedangkan di pintu masuk wisata adalah Djawatan Kereta API.
"Sehingga kami ambil nama Hutan De-Djawatan, tujuannya untuk mengingatkan masyarakat bahwa lokasi ini memiliki nilai sejarah masa kejayaan Perum Perhutani," kata Manajer Wisata De-Djawatan Banyuwangi Bagus Joko.
Hutan De-Djawatan secara resmi ditetapkan sebagai destinasi wisata alam dan dibuka sejak Juni 2018. Enam bulan sebelumnya juga telah dilakukan orientasi dan dilakukan uji coba, karena berpotensi menjadi tempat wisata.
Sejak resmikannya menjadi tujuan wisata alam pada 2018, objek wisata alam Hutan De-Djawatan dalam jumlah kunjungannya masuk lima besar di bawah Pantai Pulau Merah, dan destinasi-destinasi baru yang saat ini juga terus bermunculan.
Saat pandemi COVID-19 melanda, wisata Hutan De-Djawatan sempat ditutup total sejak 12 Maret 2020, dan dibuka kembali di era adaptasi kebiasaan baru pada 21 Juli 2020.
"Alhamdulillah sejak akhir Juli 2020 dibuka kembali dan hingga sekarang, jumlah pengunjung secara bertahap terus naik. Pada hari-hari biasa jumlah pengunjung antara 250 hingga 300 orang pengunjung, dan pada hari Sabtu-Minggu bisa mencapai seribu pengunjung," ujar Bagus.
Selama masa pandemi, penerapan protokol kesehatan secara ketat. Seperti biasanya, pengunjung dipersilakan mencuci tangan sebelum masuk kawasan wisata, serta dilakukan pengecekan suhu tubuh oleh petugas di pintu masuk.
"Kami benar-benar menjaga dalam penerapan protokol kesehatan, karena kami tidak ingin ada klaster di tempat wisata kami yang disebabkan satu dua orang saja yang tidak disiplin protokol kesehatan. Kami pantau juga di area wisata dan tidak hanya dilakukan di pintu masuk agar pengunjung tetap disiplin prokes," katanya.
Di Hutan De-Djawatan ini, pengunjung dapat menikmati pamandangan alam hutan yang dipenuhi ratusan pohon trembesi berukuran besar. Di dalam kawasan wisata ini pula tersedia spot-spot bagi pengunjung untuk berswafoto dengan latar pohon trembesi yang unik dan instagramable.
Wisata Bangsring Underwater
Rombongan fam trip Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, juga menjelajahi wisata Bangsring Underwater, yang terletak di wilayah utara Banyuwangi, tepatnya di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo.
Dari pusat Kota Banyuwangi, wisata Bangsring Underwater berjarak 23 kilometer, dan dapat ditempuh sekitar 30 menit menggunakan kendaraan pribadi.
Objek wisata pantai Bangsring Uderwater merupakan kawasan konservasi laut di Banyuwangi, yang diinisiasi oleh kelompok nelayan Samudera Bhakti, yang saat ini menjadi pengelola wisata pantai ini.
Kelompok nelayan tersebut berhasil mengubah pola pikir nelayan di kawasan pantai tersebut, dari semula pengebom ikan, kini justru mereka menjaga laut, seperti menanam terumbu karang.
Di objek wisata ini, para pengunjung bisa melakukan berbagai aktivitas, mulai dari snorkeling, diving, naik perahu menuju rumah apung di tengah laut. Dan di sini pengunjung bisa melihat dengan jelas ikan-ikan hias.
Selain itu, dari kawasan objek wisata pantai ini, wisatawan juga bisa naik perahu menuju Pulau Tabuhan, yang merupakan pulau tak berpenghuni dengan pasir putihnya.
Fam Trip oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, ini tentunya bertujuan untuk mengenalkan dan mempromosikan pariwisata Banyuwangi, dengan harapan dapat memulihkan ekonomi kembali di sektor pariwisata di tengah pandemi. (*)