Jakarta (ANTARA) - Bank BRI mendorong percepatan pemulihan ekonomi di desa dengan memberikan pendampingan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui program Desa BRILian agar tanggap perubahan, tangguh, dan tetap inovatif di tengah pandemi COVID-19.
"Desa BRILian ini merupakan salah satu bentuk dukungan BRI dalam rangka pemulihan ekonomi desa pada masa krisis," kata Direktur Bisnis Mikro BRI Supari di Jakarta, Senin.
Menurut dia, program ini mendorong desa cepat tanggap terhadap situasi normal baru dan mendayagunakan semua sumber daya, menguatkan kebersamaan, dan gotong royong untuk menghadapi situasi sulit karena pandemi.
Bank BUMN ini telah melakukan seleksi terhadap 575 desa usulan dan memilih 125 desa dari berbagai daerah di Indonesia.
Kriteria seleksi meliputi memiliki badan usaha milik desa (BUMDes) yang aktif sebagai penggerak ekonomi desa, implementasi digitalisasi di desa, kreativitas dalam memecahkan masalah, serta mampu meningkatkan kesejahteraan warga dengan sektor unggulan berkelanjutan.
Sebagai penunjang keberhasilan desa, lanjut dia, maka diperlukan kolaborasi lima unsur masyarakat yaitu aparat desa, badan permusyawaratan desa (BPD), BUMDes, PKK/pemuda desa dan pelaku UMKM.
Mereka diberikan pendampingan berupa literasi dasar yang mencakup inklusi keuangan yaitu pengenalan produk dan jasa perbankan dan manajemen keuangan dasar (akuntansi sederhana).
Kemudian terkait literasi bisnis yang mencakup peningkatan kapasitas manajerial, legalitas, budaya inovasi, pemahaman industri dan pasar, kepemimpinan, dan pola pikir jangka panjang.
Selain itu, skala usaha dan diberikan kebutuhan para pelaku UMKM sesuai dengan tema kegiatan BRIncubator atau kegiatan pemberdayaan BRI, yang terdiri atas Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global.
Supari menjelaskan tahap seleksi dari program ini ditargetkan selesai pada November 2020 dan selanjutnya desa yang terpilih akan mengikuti pendampingan khusus Program Inkubasi Brincubator Goes to Desa Brilian selama dua bulan.
Sebagai tahap awal program Desa BRILian, pemberian literasi diberikan kepada tiga unsur yakni aparat desa atau kepala desa, BPD, dan pengurus BUMDes.
"Dengan literasi ini diharapkan desa-desa bisa menyusun roadmap pembangunan desa yang sesuai dengan potensi desa, transparansi sistem keuangan desa menciptakan pemimpin yang transformatif dan kolaboratif," katanya. (*)