Jakarta (ANTARA) - Siapa mengira sebelas Grand Prix MotoGP yang telah digelar sejak Juli di musim yang terganjal pandemi mampu menyajikan kompetisi super ketat.
Delapan pemenang berbeda dan 15 pebalap telah mengecap manisnya podium MotoGP sejauh ini.
Kini dengan tiga balapan tersisa yang akan dihabiskan pada November, Joan Mir memimpin kejuaraan dengan jarak 14 poin saja dari rival terdekatnya, Fabio Quartararo. Dan pemuncak klasemen itu bahkan belum pernah menang musim ini.
Pebalap tim Suzuki Ecstar itu bakal mencari kemenangan MotoGP perdananya akhir pekan ini di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia.
Mir telah menjadi si raja konsisten dengan enam finis podium musim ini, paling banyak di antara yang lain.
Jika ia mampu menang di Grand Prix Eropa akhir pekan nanti, maka ia akan membuat 2020 menyamai rekor jumlah pemenang Grand Prix terbanyak dalam satu musim yang sebelumnya terjadi pada 2016.
"Aku tidak tahu sebenarnya bagaimana motor ini akan bekerja di Valencia. Satu-satunya hal yaitu aku tidak berharap aku bisa secepat seperti yang lalu dan kita lihat saja bagaimana motor ini bekerja," kata Mir setelah finis ketiga di Grand Prix Teruel seperti dilansir laman resmi MotoGP.
"Aku berharap itu akan menjadi trek yang baik untuk kami, tapi musim ini kita tidak pernah tahu."
Quartararo, yang telah menang tiga kali musim ini, tentunya ingin kembali ke puncak berbekal pengalaman sebagai runner-up di Valencia tahun lalu.
Perjalanan kembali ke posisi teratas akan memicu kembali momentum bagi Quartararo, demikian pula bagi Maverick Vinales yang berjarak 19 poin dari Mir.
Sementara itu, rekan satu tim Quartararo di Petronas Yamaha, Franco Morbidelli mengancam tiga pebalap teratas tersebut di peringkat empat dengan selisih 25 poin dari puncak.
Seperti Quartararo, Morbidelli telah menjuarai lebih dari satu Grand Prix musim ini. Pebalap Italia itu meraih dua kemenangannya secara dominan di GP San Marino dan Teruel.
Sadar sebagai pebalap tim satelit, Morbidelli sempat mengatakan tidak berambisi untuk perebutan titel.
Namun, itu menjadi keunggulan tersendiri baginya. Pebalap jebolan akademi VR46 milik Valentino Rossi itu akan tampil tanpa tekanan melancarkan serangan penuh di tiga seri terakhir.
"Kami sekarang 25 poin terpaut dari pemuncak. Aku rasa kami harus tetap agresif seperti hari ini juga ketika di Valencia dan Portimao," kata Morbidelli setelah menjuarai GP Teruel dua pekan lalu.
Alex Rins juga menikmati tren podium Suzuki dan menjadi pemenang kedelapan musim ini setelah juara di GP Aragon.
Meski 32 poin memisahkan dirinya dari Mir, Rins memiliki bekal selalu finis lebih baik dari rekan satu timnya itu dalam dua balapan terakhir.
Satu peringkat di atas Rins, Andrea Dovizioso mengais-ngais poin untuk bertahan di peringkat lima klasemen.
Beberapa balapan terakhir kurang bersahabat bagi pebalap yang bakal meninggalkan Ducati akhir tahun nanti.
Sirkuit Ricardo Tormo, yang bakal menggelar dua seri beruntun sebelum seri pemungkas di Portugal, terbukti cukup sulit ditaklukkan oleh sang pebalap Italia.
Sekali-kalinya Dovi naik podium bersama Ducati di sirkuit Spanyol itu adalah ketika ia menjuarai GP Valencia yang diguyur hujan deras di pengujung musim 2018.
Dan belakangan ini sejumlah pebalap memiliki kebiasaan tampil cepat, seperti Takaaki Nakagami, yang secara sensasional meraih pole position perdananya di GP Teruel meski terjatuh setelah tak mampu mengatasi tekanan di lap pertama lomba.
Kemudian calon rekan satu timnya di LCR Honda, Alex Marquez, nyaris mencetak hattrick runner-up jika saja ia tidak terjatuh di Aragon.
Kesabaran Marquez diuji setelah melihat Joan Mir yang start dari P1, menyalip dia dan Johann Zarco untuk mengejar dua pebalap terdepan.
"Ini kesalahan saya sepenuhnya. Saya sedikit kehilangan waktu dengan Zarco dan Mir sedikit membuka jaraknya dan saya mencoba mengejarnya. Mungkin terlalu cepat dan optimistis," kata Marquez seperti dilansir laman resmi MotoGP.
Pebalap Repsol Honda itu meneruskan tradisi naik podium bagi keluarga Marquez, di saat sang kakak, Marc, absen karena cedera yang dialami di seri pembuka di Jerez.
"Kami harus realistis dan lebih tenang lagi di Valencia nanti. Jika saya terjatuh ketika bertarung untuk posisi ke-15 maka kami perlu khawatir, tapi jika saya terjatuh ketika bertarung untuk podium itu hal lain."
"Tentunya limitnya lebih ketat, lebih mudah untuk membuat kesalahan kecil. Setiap saat saya selalu mengingatkan diri saya agar tenang, 'tenang Alex, tenang.' Tapi di lap itu sepertinya saya lupa mengingatkan itu," kata Marquez.
Perebutan gelar juga masih terbuka bagi Pol Espargaro, Jack Miller dan Miguel Oliveira yang berada di peringkat sepuluh besar klasemen dengan jarak 58 poin dari puncak.
Dengan 75 poin maksimal tersisa, tiga balapan beruntun hingga 22 November akan menjadi penentu siapa yang bakal menjadi juara baru MotoGP. (*)