Surabaya (ANTARA) - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyampaikan terdapat permasalahan tentang gizi tersebut yang terbagi pada tiga kategori, yaitu kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan kekurangan gizi mikro.
"Ada triple burden malnutrition permasalahan gizi di Indonesia yang terjadi," ujar Direktur gizi masyarakat Kemenkes RI, Dr dr Dhian P. Dino di sela webinar Pana Comm., Jumat.
Pada siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, ia menjelaskan kekurangan gizi ditandai dengan balita tubuh pendek (kerdil) atau stunting, bahkan bisa berdampak terhadap kecerdasan anak nantinya.
"Dua sampai tiga dari sepuluh balita kita pendek. Kemudian satu dari sepuluh balita kurus. Ini perlu perhatian khusus," ucapnya.
Bukan hanya kekurangan gizi, masalah gizi lain yang dihadapi Indonesia adalah kelebihan gizi atau obesitas.
Melalui data Riskesdas 2018, Dhian menyampaikan bahwa dua sampai tiga dari sepuluh orang dewasa mengalami masalah kegemukan.
"Jika itu tidak diselesaikan dengan baik maka berdampak penyakit tidak menular lain, seperti diabet dan hipertensi," ucapnya.
Masalah berikutnya adalah kekurangan gizi mikro dan biasanya terjadi pada ibu hamil mengalami anemia atau kurang darah.
"Anemia pada ibu hamil berpengaruh besar dan diperkirakan bisa berdampak bayi menjadi kerdil dan mempengaruhi kecerdasannya," tuturnya. (*)
Kemenkes: Permasalahan gizi terbagi di tiga kategori
Jumat, 28 Agustus 2020 20:57 WIB
Ada 'triple burden malnutrition' permasalahan gizi di Indonesia yang terjadi