Surabaya (ANTARA) - Sosialisasi tentang bahaya susu kental manis (SKM) dikonsumsi oleh anak-anak harus dilakukan dengan cara koordinasi dengan Puskesmas dan kader Posyandu.
Menurut Asisten Deputi Ketahanan Gizi, KIA dan Kesling, Kemenko Kesra/PMK (2010-2019), Meida Octarina, MCN, saat ini masih banyak masyarakat di Indonesia, terutama ibu-ibu yang belum mengetahui bahaya SKM jika diberikan kepada anak-anak.
"Salah satunya karena kurangnya sosialisasi. Apalagi kepada masyarakat di daerah pedesaan atau ibu-ibu yang mungkin belum tersentuh dengan jaringan internet sama sekali," ujarnya melalui siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Selasa.
Selain itu, monitor dari Kemenkes dan BPOM sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam penanggulangan gizi buruk dan stunting juga diperlukan.
Baca juga: Muslimat NU dan YAICI Rekomendasikan Hapus Iklan SKM sebagai Susu
Ia juga mengatakan, SKM kandungan gula untuk sepertiga gelas sudah mencapai 54 gram, padahal tidak boleh mengonsumsi gula lebih dari 50 gram sehari.
"Ini karena 60-70 persen SKM kandungannya adalah gula atau istilahnya kalori kosong," ucapnya.
Asupan gula yang terlalu tinggi, kata dia, akan menghalangi masuknya vitamin C yang berfungsi meningkatkan imunitas ke dalam sel.
"Akibatnya akan meningkatkan mikroba negatif dan menurunkan mikroba positif, sehingga melemahkan kerja sel darah putih dalam fagositosis," tuturnya. (*)
Bahaya SKM dikonsumsi anak, Puskesmas diminta terus sosialisasi
Selasa, 18 Agustus 2020 20:24 WIB
Apalagi kepada masyarakat di daerah pedesaan atau ibu-ibu yang mungkin belum tersentuh dengan jaringan internet sama sekali