Kediri (ANTARA) - Aparat Kepolisian Resor Kabupaten Kediri, Jawa Timur, memeriksa lima orang saksi terkait kasus teror kembang api di rumah pribadi Bupati Kediri Haryanti Sutrisno, di Jalan Soekarno Hatta, Kabupaten Kediri.
"Kami meminta keterangan dari sejumlah orang. Dua orang pengamanan internal kediaman serta tiga orang anggota Satpol PP," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kediri AKP Gilang Akbar di Kediri, Minggu.
Ia mengatakan, selain memeriksa lima orang saksi tersebut, polisi juga mendalami rekaman di kamera pemantau atau CCTV. Rencananya, rekaman tersebut dibawa ke ke Labfor Polda Jatim.
Pihaknya juga menegaskan saat ini polisi masih menyelidiki kasus teror di rumah bupati Kediri dan meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan berbagai berita yang belum bisa dipastikan kebenarannya.
"Saat ini masih dalam penyelidikan. Masyarakat jangan terpancing dengan kabar dan informasi yang belum jelas kebenarannya," kata Gilang.
Sebelumnya, Pengurus Cabang Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Kabupaten Kediri meminta agar Kepolisian Resor Kediri untuk mengusut secara tuntas kejahatan teror di rumah Bupati Kediri.
"Meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kejahatan teror tersebut hingga ke akar-akarnya," kata Sekretaris PC LPBHNU Kabupaten Kediri Taufiq Dwi Kusuma.
Pihaknya menyesalkan insiden pelemparan kembang api dengan ukuran besar di rumah pribadi Bupati Kediri Haryanti Sutrisno, tepatnya di Jalan Soekarno Hatta, Kabupaten Kediri tersebut.
Ia prihatin dengan kejadian ini dan sangat menyesalkan nama NU dikait-kaitkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa teror atas nama Nahdlatul Ulama (NU) sungguh sangat memprihatinkan, khususnya bagi warga Nahdlatul Ulama.
Dalam teror tersebut berkembang isu liar yang mencoba membenturkan dan memaksa NU Kabupaten Kediri ditarik dalam situasi politik. Kabupaten Kediri akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Desember 2020.
Selain itu, teror tersebut juga merusak perayaan HUT Ke-75 Kemerdekaan RI di wilayah Kabupaten Kediri.
Pihaknya menegaskan teror tidak dibenarkan dalam bentuk apa pun, terlebih lagi menyeret nama NU dalam pusaran kejadian tersebut.
"Teror dan tindak kekerasan dalam bentuk apa pun dapat dipastikan bukan wujud sikap dari jemaah Nahdlatul Ulama," ujar dia.
Sutrisno dan istrinya, Haryanti, telah menjabat sebagai Bupati Kediri selama empat periode. Masing-masing dua periode. Jabatan Haryanti Sutrisno sebagai Bupati Kediri ini merupakan tahun terakhir sehingga Kabupaten Kediri akan menggelar pilkada pada Desember 2020.
Pada Pilkada Kabupaten Kediri, Sutrisno yang juga mantan Ketua DPC PDIP Kabupaten Kediri ini sempat mendukung pasangan Mujahid-Eko Ediono untuk maju di Pilkada 2020. Poster mereka banyak terpampang di sejumlah titik wilayah Kabupaten Kediri.
Namun, DPP PDIP justru memberikan dukungan untuk pasangan calon Bupati Kediri yang juga anak Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, yakni Hanindhito Himawan Pramono. Ia bergandengan dengan Dewi Maria Ulfa yang merupakan Ketua Fatayat NU Kabupaten Kediri di Pilkada 2020 Kabupaten Kediri.
Polisi periksa lima saksi kasus teror di rumah Bupati Kediri
Senin, 17 Agustus 2020 12:35 WIB