Jember (ANTARA) - Pondok Pesantren Islam Bustanul Ulum (IBU) menjadi percontohan Pesantren Tangguh Semeru COVID-19 di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Kapolres Jember AKBP Aris Supriyono bersama Komandan Kodim 0824 Letkol Inf. La Ode M. Nurdin hadir meresmikan Pesantren Tangguh Semeru COVID-19 di Ponpes Islam Bustanul Ulum di Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Senin.
"Pesantren tangguh itu merupakan bagian dari konsep pengembangan kampung tangguh COVID-19 yang sudah dilaksanakan sebelumnya di daerah ini," kata Kapolres Jember AKBP Aris Supriyono saat meresmikan pesantren tangguh di Yayasan Islam Bustanul ulum (IBU) di Jember.
Menurutnya, Polri dan TNI ikut menguatkan program pencegahan penyebaran COVID-19, salah satunya dengan mendukung pembentukan pesantren tangguh.
"Role model itu kami kembangkan sebagai upaya pencegahan COVID-19 dan kami tahu ponpes merupakan tempat yang mempunyai kekuatan untuk mematuhi protokol kesehatan," tuturnya.
Ia meminta para santri benar-benar disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, karena para santri juga akan keluar dari pondok untuk berinteraksi dengan masyarakat di areal publik.
"Kami ingin membangun disiplin di lingkungan pesantren. Kalau sudah disiplin di lingkungan, mereka akan terbiasa disiplin saat berada di areal publik dan menjadi contoh masyarakat lainnya," katanya.
Sementara Dandim 0824 Letkol Inf. La Ode M. Nurdin yang ikut mendampingi peresmian itu mengatakan bahwa pesantren tangguh adalah ponpes yang sudah siap untuk melanjutkan proses belajar mengajar.
"Kami berharap Ponpes IBU menjadi percontohan ponpes tangguh yang ada di Jember untuk menghadapi era new normal," katanya.
Ia menjelaskan pada prinsipnya pesantren di Jember siap menyelenggarakan proses belajar kembali saat pemberlakuan normal baru di masa pandemi COVID-19.
"Santri di pesantren lebih mudah menjalankan protokol kesehatan selama proses belajar berlangsung dan juga telah menyiapkan tempat karantina untuk para santri yang baru datang," ujarnya.
Sementara Ketua Yayasan Islam Bustanul Umum, M. Hafidi Cholis, mengatakan pihak pesantren sudah mempersiapkan semua kebutuhan sesuai protokol kesehatan dan kedatangan para santri juga dijadwalkan agar tidak terjadi penumpukan.
"Santri datang ke pesantren harus dalam kondisi sehat dan mereka juga dicek suhu badannya, sehingga terpantau sehat atau tidak," katanya.
Ia menjelaskan semua santri juga akan menjalani tes cepat COVID-19 secara bertahap dan pesantren juga menyiapkan ruang isolasi, apabila nanti diperlukan.