Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memaparkan skema era normal baru di hadapan jajaran Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui seminar dalam jaringan di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
"Sambil jalan, aturan kami buat sambil terus simulasi, karena ini kan hal baru yang saat ini kita hadapi. Kami membaginya dengan tahapan emergency, recovery, hingga penerapan normal baru. Ini berlaku di sektor pelayanan publik, pariwisata, hingga tradisi keagamaan terus kami simulasikan untuk penyempurnaannya," kata Bupatui Anas saat menjadi narasumber dalam seminar daring di Banyuwnagi.
Seminar daring bertajuk New Normal Life yang digelar Kementerian PAN-RB ini diikuti Deputi Bidang Pelayanan Publik Diah Natalisa, Sesmen PAN-RB Dwi Wahyu, Wali Kota Surakarta, dan sejumlah kepala daerah di wilayah Indonesia.
Bupati Anas mengatakan bahwa Banyuwangi menghadapi era normal baru ke depan, terus menggali konsep tatanan kenormalan baru yang disesuaikan dengan daerah, sembari menunggu instruksi dari pemerintah pusat.
Ia mencontohkan pelayanan publik di sejumlah desa mulai menyelenggarakan pelayanan dengan menggunakan protokol kesehatan ketat dan desa juga telah menetapkan kebersihan serta kesehatan sebagai standar utama era normal baru. Mulai dari petugas yang menggunakan masker dan pelindung wajah hingga standar kebersihan pelayanan yang terjaga.
"Pelayanan publik tidak boleh seterusnya berhenti. Memang sebagian bisa secara daring, tapi sebagian tetap butuh kehadiran fisik. Secara bertahap kami mulai menyiapkan pelayanan publik menyambut era normal baru ke depan. Intinya, kinerja petugas pelayanan publik tetap prima, tapi sekaligus protokol kesehatan terjaga," paparnya.
Di bidang pariwisata, lanjut Anas, Banyuwangi juga mulai menyiapkan skema pelayanan bidang pariwisata secara bertahap dan bahkan Banyuwangi telah membuat timeline tahapan pemulihan sektor pariwisata daerah.
Tahap awal, salah satu yang mulai disiapkan adalah sektor kuliner. Pemerintah daerah setempat telah mengeluarkan pedoman penyelenggaraan bagi restoran, kafe, dan rumah makan.
"Kami ingin aman dari COVID-19, sekaligus ingin produktif agar ekonomi masyarakat pulih. Dengan adanya pedoman tersebut harapannya para pelaku kuliner telah siap saat normal baru diberlakukan. Pedoman tersebut saat ini tengah disosialisasikan dengan gencar," katanya.
Sedangkan di bidang keagamaan, menurut Anas, Banyuwangi juga telah bertemu dengan tokoh lintas agama terkait penerapan ibadah keagamaan di era normal baru mendatang. Hal ini menyikapi telah dikeluarkannya surat edaran (SE) tentang pedoman penyelenggaraan ibadah oleh Kementrian agama.
Bupati Anas menambahkan, aktivitas keagamaan di rumah ibadah di era normal baru harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Ada kewajiban yang harus ditaati baik oleh pengurus rumah ibadah maupun warga yang akan beribadah.
"Kami telah bertemu dengan tokoh lintas agama dan seluruh ormas Islam, dan mereka menyatakan siap mendukung pelaksanaan normal baru yang bakal ditetapkan oleh pemerintah," katanya.
Pada sesi seminar daring bersama Plt Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri Agus Fathoni, Bupati Anas menyampaikan bahwa dalam upaya penyusunan aturan era normal baru, pemkab melibatkan banyak pemangku kepentingan.
Mulai dari tenaga kesehatan, tokoh agama dan tak ketinggalan para pelaku usaha semua dilibatkan untuk sama-sama memahami proses aktivitas pada era normal baru yang akan diberlakukan.
"Konsolidasi terus kami lakukan, para tokoh-tokoh kami libatkan agar turut melakukan sosialisasi ke jamaah maupun warganya, sehingga dalam penerapannya ke depan bisa berjalan tanpa hambatan yang berarti," paparnya. (*)