Surabaya (ANTARA) - Satu keluarga muda warga Kenjeran, Kota Surabaya, Jatim, yang terdiri suami istri serta tiga dari empat anaknya yang terpapar posistif COVID-19 berdasarkan hasil tes swab menolak bantuan makanan dari pemerintah kota setempat dan berharap bantuan tersebut dapat disalurkan kepada keluarga lain yang membutuhkan.
"Saya dicurhati istri dari keluarga muda itu. Kebetulan saya kenal. Mereka memutuskan menolak bantuan dari pemkot supaya bisa digunakan untuk keluarga lain yang membutuhkan," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti saat dicurhati oleh istri dari keluarga muda yakni Lina Riskiyanti Kisworo di Surabaya, Selasa.
Menurut Reni, pada awalnya suami dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil tes swab dan sempat mendapat perawatan di salah satu rumah sakit swasta di Surabaya. Menanggapi hal itu, ibu dan anak-anaknya melakukan tes swab dengan difasilitasi puskesmas atau Pemkot Surabaya di Rumah Sakit Husada Utama.
Selain itu, ibunya juga melakukan tes swab mandiri di Rumah Sakit Premier Surabaya agar hasilnya cepat diketahui. Tiak hanya itu, ibu dan ketiga anaknya kemudian mengikuti tes swab kedua melalui mobil PCR yang digelar BNPB di GOR Pancasila.
"Hasil swab pertama ibu dan tiga anaknya dinyatakan positif. Sedangkan tes swab kedua ibu dan ketiga anak-anaknya dinyatakan negatif COVID-19," uajrnya.
Tiga anak yang dinyatakan positif yakni anak kelas 5 (11 tahun), anak kelas 2 (8 tahun) dan anak usia 5 tahun. Sedangkan anak bungsu perempuan berumur 3 tahun dinyatakan negatif.
"Saya jadi ngikuti masa-masa sedih beliau selama Ramadhan. Semoga sehat-sehat selalu keluarganya," katanya.
Pelajaran yang bisa diambil dari keluarga tersebut adalah tenang, disiplin isolasi mandiri dan keyakinan bahwa setiap sakit akan Allah sembuhkan. Selain itu, peran ibu sangat penting membuat semua anggota keluarga optimistis dan akhirnya selamat sembuh atas izin-Nya. "Kisah itu inspiratif bisa memperkuat imun warga yang mengikuti kisahnya agar tidak menyepelekan COVID-19 namun juga tidak takut berlebihan," katanya.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Febria Rachmanita sebelum mengatakan pihaknya memberikan perhatian khusus pada anak-anak yang terpapar COVID-19.
Febria menjelaskan untuk anak yang terpapar COVID-19 akan mendapatkan perawatan di rumah sakit. Mereka akan diarahkan ke ruang anak dan mendapat penanganan khusus dari dokter spesialis anak.
Menurutnya, sebagian anak-anak tersebut tertular karena orang tuanya maupun anggota keluarga lainnya. "Mereka bisa tertular dari orang tua atau pun keluarganya," katanya.
Ia menyebut ada 127 anak di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur terpapar virus corona jenis baru atau COVID-19. Dari angka tersebut, 36 anak di antaranya berusia 0-4 tahun. Lalu, 91 kasus lainnya adalah anak dengan usia 5-14 tahun. (*)
Satu keluarga positif COVID-19 di Kota Surabaya tolak bantuan
Selasa, 2 Juni 2020 13:31 WIB
Mereka memutuskan menolak bantuan dari pemkot supaya bisa digunakan untuk keluarga lain yang membutuhkan