Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismharini menyikapi adanya peningkatan jumlah kasus COVID-19 di Kota Surabaya dengan menggelar audiensi dengan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugraha di Dapur Umum, Halaman Taman Surya, Kota Surabaya, Jatim, Senin.
Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, M. Fikser mengatakan pada audiensi tersebut, Wali Kota Risma membahas terkait peningkatan upaya pencegahan mata rantai COVID-19, mengingat berkembangnya jumlah pasien yang positif.
"Bu Risma dan Pak Sandi diskusi banyak. Salah satunya jumlah yang terkonfirmasi apakah mereka dari orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). Atau datang dari luar, yang kemudian tes swabnya di Rumah Sakit Surabaya dari luar masuk terus jadi seperti itu," katanya.
Baca juga: Jatim konfirmasi 119 kasus baru positif COVID-19, terbanyak dari Surabaya
Fikser menjelaskan, untuk pasien ODP dan PDP memang sebelumnya sudah melalui berbagai tahap pemeriksaan dan tes, khususnya untuk warga Surabaya. Namun, yang dikhawatirkan dari jumlah data yang dimiliki pemkot, ada pasien positif COVID-19 di luar dari data pemkot.
Artinya, lanjut dia, Pemkot Surabaya harus menyiapkan strategi penanganan khusus, jika ada warga Surabaya yang berobat di luar kota dan statusnya positif COVID-19.
"Padahal, Surabaya juga kan menjadi rujukan dari berbagai daerah. Bisa jadi awalnya dia (pasien) bukan positif, lalu dalam perkembangannya berobat di rumah sakit luar Surabaya akhirnya positif. Sehingga ini yang sedang dibahas bagaimana penanganannya," ujarnya.
Baca juga: Kasus baru melonjak, Pemprov Jatim koordinasi dengan Pemkot Surabaya tekan COVID-19
Pasa kesempatan yang sama, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugraha menjelaskan, hasil koordinasi pada hari ini yakni meningkatkan pencegahan yang terus dimaksimalkan dengan bergerak bersama-sama TNI, Polri dan pemangku kepentingan yang ada.
"Tapi, utamanya, bahwa kita berusaha meningkatkan pencegahan ini dan mengajak masyarakat untuk ikut serta dan bersama-sama peduli terhadap pencegahan dan penanggulangan COVID-19. Apalagi melihat jumlah data yang berkembang menjadi 83 pasien positif," kata Sandi Nugraha.
Baca juga: Di Jatim, 65 pasien sembuh dari COVID-19
Ia menjelaskan, setelah pertemuan ini pihak kepolisian akan lebih meningkatkan kedisiplinan untuk memantau warga Surabaya agar bersama-sama menegakkan protokol yang sudah ada. Bahkan, ia memastikan tak tanggung-tanggung akan menindaklanjuti bagi warga yang masih ditemui melanggar protokol.
"Secara teknis akan dirapatkan nanti lebih detail. Tapi secara umum sudah disampaikan ada peningkatan kepada masyarakat. Kalau ada yang masih membandel akan kami tindak lanjuti," katanya.
Terakhir, Sandi pun menekankan agar masyarakat tetap di rumah saja. Jika misalnya ada warga yang hendak membeli makanan, dipersilakan untuk beli dan membungkusnya.
Menurut dia, imbauan tersebut sudah kerap kali dilakukan, namun banyak warga yang belum memahaminya. "Setiap hari kami sudah beri pemahaman kepada masyarakat. Harapan inilah yang harus kita tekankan dan kita ingatkan kembali kepada masyarakat untuk tinggal di rumah," katanya.
Data dari laman lawancovid-19.surabaya.go.id mencatat jumlah warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Surabaya mengalami kenaikan drastis dari sebelumnya pada Sabtu (11/4) hanya 97 orang menjadi 180 orang pada Minggu (12/4).
Adapun warga yang positif COVID-19 yang paling banyak di Kelurahan Prada Kendal, Kecamatan Dukuh Pakis, sebanyak delapan orang; Kelurahan Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo juga delapan orang; dan Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng sebanyak tujuh orang.