Sleman (ANTARA) - Upaya pencarian ratusan siswa SMPN 1 Turi Sleman, Yogyakarta, yang terseret banjir di aliran Sungai Sempor, Wonokerto, saat kegiatan Pramuka pada Jumat sore, terkendala lokasi yang kondisinya gelap.
"Kondisi sudah malam dan gelap, kami harus menggunakan lampu penerangan untuk mencari para korban lainnya," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyanto di lokasi kejadian, Jumat malam.
Baca juga: Ratusan siswa SMPN 1 Turi Sleman terseret banjir saat kegiatan Pramuka
Selain kondisi gelap, upaya pencarian dan evakuasi korban yang terseret banjir juga terkendala kondisi hujan masih terus mengguyur lokasi kejadian.
Bupati Sleman Sri Purnomo hadir langsung di lokasi kejadian dan turut memantau perkembangan pencarian para korban terseret banjir.
Saat ini, upaya pencarian ditunda untuk sementara, karena Bupati Sleman Sri Purnomo, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Sleman Joko Supriyanto dan tim gabungan masih berkoordinasi.
Joko Supriyanto mengatakan pihaknya memerlukan beberapa tambahan lampu penerangan. "Kami membutuhkan lampu sorot untuk penerangan di area DAM Sungai Sempor," kata Joko, yang belum dapat memastikan jumlah korban yang selamat ataupun meninggal.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo dalam siaran pers menyebutkan, siswa hanyut yang sudah ditemukan berjumlah enam orang. Dari jumlah itu, empat orang ditemukan meninggal dunia, dua di antaranya sudah teridentifikasi atas nama Nur Azizah dan Arisma.
Para korban yang tergabung dalam kegiatan pramuka merupakan siswa kelas 7 dan 8 di SMP Negeri 1 Turi, Sleman. Secara keseluruhan dilaporkan ada sebanyak 257 orang mengikuti kegiatan penyusuran Sungai Sempor.
"Saat ini kondisi masih simpang siur terkait dengan data jumlah siswa yang mengalami insiden," katanya.