Banyuwangi (ANTARA) - Daya tarik destinasi wisata dan inovasi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi pilihan sebagai lokasi penyelenggaraan MICE (meeting, incentive, convention and exhibition) oleh banyak instansi pemerintah maupun korporasi.
Kali ini, giliran Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu pada Kementrian Agama RI dan PT Unilever berkunjung ke Banyuwangi menggelar pertemuan rutin.
"Kami terus berupaya agar semangat inovasi yang menjadi salah satu nilai budaya kerja di Kementrian Agama bisa dijalankan pegawai kami. Makanya kami gelar kegiatan ini di Banyuwangi, supaya semua peserta yang hadir bisa mendapatkan inspirasi langsung bagaimana inovasi ini bisa menggerakkan kinerja positif suatu unit organisasi," kata Direktur Jendral Bimas Hindu pada Kementerian Agama, I Ketut Widnya di Banyuwangi, Kamis.
Menurut dia, kegiatan workshop organisasi dan tata kerja (ortaker) dan kepegawaian yang dilaksanakan di Banyuwangi ini, diikuti 165 orang pegawai Ditjen Bimas Hindu dan Pimpinan Perguruan Tinggi Hindu se Indonesia.
Katanya, kegiatan konsolidasi dan penguatan organisasi ini digelar salah satunya untuk mewujudkan peningkatan layanan organisasi yang profesional dan inovatif.
I Ketut Widnya menilai, saat ini Banyuwangi telah berkembang dengan luar biasa. Penilaian itu diberikannya atas pengalaman yang ia alami dan dirasakan sendiri.
"Inovasi yang dijalankan oleh daerah ini membawa kemajuan yang nyata pada daerah. Kalau Banyuwangi bisa, harusnya kami organisasi yang kecil ini juga bisa berinovasi," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku senang dengan kehadiran sejumlah lembaga maupun korporasi yang banyak menggelar acara di Banyuwangi, karena hal itu menunjukkan Banyuwangi telah menjadi salah satu destinasi MICE di Indonesia.
"Kami terus melengkapi kota kami dengan fasilitas untuk MICE. Amenitas seperti hotel-hotel berbintang empat terus berbenah menjadi tempat yang nyaman untuk digelar pertemuan. Destinasi dan atraksi seni dan budaya terus kami perkaya untuk melengkapi wisatawan yang hadir di Banyuwangi," katanya.
Mengenai inovasi, lanjut Anas, jika inovasi telah menjadi nafas dalam kinerja pemerintahan daerah. Dan Banyuwangi sendiri selama dua tahun berturut-turut ditetapkan sebagai Kabupaten Terinovatif se-Indoenesia oleh Kementrian Dalam Negeri.
"Inovasi merupakan kunci untuk menghadirkan kemajuan di tengah keterbatasan yang kami miliki. Selain itu kami juga menentukan skala prioritas dalam bekerja, agar hasil yang didapatakan bisa optimal untuk mencapai kemajuan daerah," tuturnya.
Workshop itu sendiri akan berlangsung selama empat hari Rabu-Sabtu (12-15 Februari). Selama di Banyuwangi peserta juga melakukan benchmarking ke beberapa instasi daerah dan berkunjung ke Mal Pelayanan Publik. (*)