Kediri (ANTARA) - Media sosial sudah menjadi bagian tak terpisahkan, sebagai konsekuensi dari kemajuan teknologi saat ini. Di media sosial, beragam informasi bisa diperoleh. Setiap orang bisa dengan mudah mengakses informasi melalui media daring, seperti Facebook, WhatsApp, twitter, instagram, dan beragam media daring lainnya.
Banyak manfaat yang didapatkan dengan kemajuan teknologi tersebut. Siapapun bisa mengakses hanya dari genggaman tangan. Ya, telepon seluler yang semakin canggih memudahkan siapapun untuk mencari informasi.
Dampak positif yang tentu bisa diperoleh di antaranya memudahkan komunikasi, memudahkan mencari informasi, wawasan dan menambah pengetahuan. Namun, tak sedikit yang justru merugikan. Penggunaan media daring yang tak bijak menjadi blunder bagi diri sendiri dan orang lain.
Beragam kejadian kita dapati sebagai dampak negatif dari penggunaan media daring. Mulai dari pejabat, swasta hingga masyarakat awam, bisa menjadi korban dari negatif penggunaan media sosial.
Masih ingat betul, bagaimana masyarakat Surabaya ikut berang ketika Wali Kota Tri Rismaharini dihina oleh akun media sosial tidak bertanggungjawab. Hingga akhirnya, Wali Kota Surabaya ini melalui Pemerintah Kota Surabaya melaporkan dua akun Facebook yang menghina Wali Kota ke polisi. Laporan tersebut sudah disampaikan pada 21 Januari 2020.
Akun ujaran kebencian ikut memancing keresahan di masyarakat. Beragam tulisan serta foto yang disertai dengan caption tak pantas dan sarat hinaan diunggah.
Setelah ditelusuri, ternyata akun itu telah dihapus oleh pemiliknya. Namun, polisi dengan tim cyber yang bertugas, tentunya sudah melacak akun-akun yang telah dilaporkan. Dan, hingga kini kasus itu masih ditangani polisi.
Bukan hanya Wali Kota Surabaya yang terkena fitnah. Bahkan, kelas Presiden pun juga tak luput dari hinaan dan caci maki masyarakat yang tidak menyukainya. Beragam ekspresi hinaan dilakukan. Pernah dilaporkan ke Polresta Blitar, terdapat seorang ibu rumah tangga yang mengunggah foto mumi dengan wajah mirip Presiden Jokowi.
Melihat perilaku masyarakat yang seperti itu tentunya miris. Kecanggihan teknologi yang justru bisa dimanfaatkan untuk hal positif, nyatanya untuk menebar kebencian.
Sebagai masyarakat tentunya mulai belajar untuk bijak bermedsos serta bijak bertindak. Ketika ingin melakukan sesuatu dengan mengunggah di media daring, harus ikut berpikir dengan jernih apakah hal tersebut bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Jika nyatanya lebih banyak negatif ketimbang positif, bijak lah untuk tidak mengunggah. (*)
Bijak bermedsos
Kamis, 30 Januari 2020 8:50 WIB
Akun ujaran kebencian ikut memancing keresahan di masyarakat