Ngawi (ANTARA) - BPBD Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mencatat jumlah kerugian material akibat angin kencang atau puting beliung yang melanda wilayah setempat pada Minggu, 24 November 2019, mencapai miliaran rupiah.
Kepala Pelaksana BPBD Ngawi Prila Yudha Putra mengatakan, angin kencang tersebut melanda tiga kecamatan, yakni Ngawi, Geneng, dan Pitu.
"Lokasi yang paling parah terdampak bencana tersebut adalah di Kecamatan Ngawi yang merusak kantor pusat Pemerintah Kabupaten Ngawi, Gedung Bersama Pemkab Ngawi, taman Rumah Dinas Bupati Ngawi, bangunan di Mapolres Ngawi, bangunan olahraga di Alun-Alun Ngawi, kantor radio Bahana Ngawi, dan fasum lainnya," ujar Prila Yudha Putra kepada wartawan di Ngawi, Kamis.
Baca juga: Angin kencang rusak bangunan dan lukai warga di Ngawi
Sesuai pendataan awal, tiga lokasi yang mengalami kerugian cukup besar, antara lain, Kantor Pemkab Ngawi rusak dengan kerugian hingga lebih dari Rp600 juta, bangunan Polres Ngawi sekitar Rp200 juta, dan kantor Radio Bahana sekitar Rp100 juta.
Masih di kawasan Ngawi Kota, angin kencang juga merusak satu rumah warga dan dua pertokoan dengan kerugian sekitar Rp60 juta.
Kejadian serupa di Kecamatan Geneng, merusak satu rumah warga akibat tertimpa pohon tumbang dengan kerugian sekitar Rp10 juta. Begitu juga di Kecamatan Pitu, terdapat atap rumah roboh dengan nilai kerugian capai Rp30 juta.
"Total kerugian akibat angin kencang hari Minggu lalu ditaksir sekitar Rp1 miliar. Namun, ini masih data sementara," katanya.
Baca juga: BMKG Juanda mengingatkan wilayah Ngawi berpotensi angin kencang
Kepala Badan Keuangan Ngawi Bambang Supriyadi membenarkan jika kerugian yang dialami Badan Keuangan Ngawi mencapai kisaran Rp624 juta.
"Badan Keuangan merupakan OPD yang paling parah mengalami kerusakan. Sedikitnya empat ruangan rusak. Yakni, bidang anggaran, PBB, akuntansi, dan laboratorium. Rata-rata yang lantai atas, kalau yang lantau bawah aman," kata Bambang.
Baca juga: Angin kencang rusak puluhan rumah di Ngawi
Dari empat ruangan yang terdampak tersebut, beberapa peralatan elektronik seperti komputer, server, dan printer ikut rusak. Demikian juga, dua mesin printer pencetak PBB ikut terkena air. Padahal, alat tersebut harganya mencapai Rp200 juta per unit.
Selain kantor Badan Keuangan, angin kencang sebelumnya juga merusak atap membran lapangan tenis, basket, futsal, dan amfiteater di Alun-Alun Ngawi
"Kami belum menghitung berapa kerugian akibat bencana angin kencang kali ini. Sebab masih menunggu tim ahli untuk menghitung kerugian akibat rusaknya atap membran itu," kata Plt Kepala Disparpora Ngawi Raden Rudi Sulisdiana.
Seperti diketahui, hujan deras disertai angin kencang terjadi di Kabupaten Ngawi pada Minggu (24/11) petang. Bencana itu telah merusak sejumlah bangunan pemda, menumbangkan pohon-pohon, merusak tempat jualan pedagang kali lima, hingga melukai seorang warga.
Masih berpotensi kembali terjadi, pihak BPBD Ngawi mengimbau warga untuk selalu waspada terhadap bencana angin puting beliung. Jika terjadi hujan deras diikuti angin kencang, warga harus berhati-hati saat berteduh di bawah pohon atau bangunan di sekitar pepohonan.
Angin kencang di Ngawi, kerugian material capai miliaran rupiah
Kamis, 28 November 2019 21:11 WIB