Sidoarjo (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur mendorong kepada pabrik kertas yang ada di provinsi setempat untuk menyalurkan kayu bekas kepada perajin tahu di Desa Tropodo Sidoarjo, yang selama ini menggunakan limbah plastik sebagai bahan bakar.
Kepala DLH Provinsi Jawa Timur, Diah Susilowati saat dikonfirmasi di Krian, Sidoarjo, Rabu mengatakan saat ini terdapat sebelas pabrik kertas di Jawa Timur.
"Kami mendorong kepada pabrik pengolahan kertas tersebut supaya menyalurkan kayu palet yang tidak terpakai kepada industri kecil menengah (IKM) tahu di Tropodo Krian ini," katanya di Sidoarjo.
Baca juga: Perajin tahu Sidoarjo deklarasi tak lagi gunakan bahan bakar sampah plastik (Video)
Ia menjelaskan, hak itu dilakukan karena para perajin tahu selama ini yang menggunakan limbah sampah plastik mereka untuk bahan bakar pembuatan tahu.
"Seperti yang sudah dilakukan oleh pabrik pengolahan kertas PT Suparma ini yang menyalurkan kayu palet mereka untuk disumbangkan kepada perajin tahu di Sidoarjo ini," katanya.
Baca juga: Pemprov Jatim siapkan opsi konversi bahan bakar industri tahu di Sidoarjo
Selanjutnya, kata dia, tidak hanya pabrik pengolahan kertas saja yang diharapkan bisa membantu perajin tahu, terapi perusahaan-perusahaan lainnya yang memiliki limbah kayu supaya bisa disalurkan ke perusahaan tahu dalam program bina lingkungan mereka.
"Saya kira di Jawa Timur jumlahnya cukup banyak, dan mampu membantu perajin tahu sambil pemerintah menemukan formula yang tepat kepada para perajin ini," katanya.
Baca juga: Isu pencemaran limbah plastik, Dinkes Jatim berikan layanan kesehatan warga Tropodo
Pada kesempatan yang sama, Yustyohadi selaku GM Manajer PT Suparma mengatakan untuk tahao awal ini pihaknya membantu satu perajin tahu dari sekitar 47 perajin tahun di wilayah Tropodo Krian itu.
"Nantinya akan dilakukan evaluasi lagi. Namun yang jelas pasokan limbah kayu kami jumlahnya masih cukup untuk tiga bulan ke depan," katanya.
Seorang perajin tahu, Zainal menjelaskan jika selama ini pihaknya sempat menggunakan plastik sebagai bahan bakar, kemudian setelah deklarasi kini dirinya tidak lagi menggunakan plastik sebagai bahan bakar.
"Kami belum tahu perbandingan menggunakan kayu dibandingkan menggunakan plastik, karena masih perdana," katanya.
Ia menambahkan, jika menggunakan bahan bakar plastik dibutuhkan sekitar 4 pikap bahan bakar plastik.
"Semoga dengan kayu bisa lebih irit dan juga bisa lebih ramah lingkungan," ujarnya.