Surabaya (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur dalam laporannya menyebut industri jasa keuangan di wilayah itu sampai triwulan ketiga tahun 2019 menunjukkan kinerja yang positif, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi wilayah setempat.
Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur, Heru Cahyono di Surabaya, Jumat, mengatakan, kinerja positif itu ditunjukkan dengan total aset dari 408 bank yang beroperasi di Jawa Timur yang meningkat sebesar 8,40 persen, dana yang dihimpun meningkat 8,78 persen, serta penyaluran kredit meningkat 6,90 persen.
"Total aset itu kami rangkum dari perbankan umum konvensional dan bank umum syariah," kata Heru kepada wartawan, Jumat.
Selain itu, intermediasi perbankan juga cukup baik dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 84,59 persen, dengan kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) yang masih terjaga sebesar 3,75 persen.
Sementara Pasar Modal Jatim, kata dia, juga menunjukkan kinerja positif yang tercermin pada peningkatan jumlah investor saham sebesar 58,75 persen yang lebih tinggi dibandingkan dengan nasional sebesar 52,66 persen.
"Jumlah investor saham di Jawa Timur ini sebesar 13,40 persen dari total investor saham secara nasional," katanya.
Kinerja yang baik, kata Heru, juga ditunjukkan Industri Keuangan Non Bank di Jawa Timur, dengan pertumbuhan pendapatan premi asuransi sebesar 2,69 persen dan pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan sebesar 6,88 persen dengan NPF yang terjaga dengan baik sebesar1,86 persen.
Selain itu perkembangan dana pensiun juga baik, yang tercermin dari pertumbuhan asset bersih dan investasi masing-masing sebesar 11,7 persen dan 11 persen.
Heru menjelaskan OJK Regional 4 Jawa Timur juga telah melakukan upaya yang masif dan intensif untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Jawa Timur melalui fungsi edukasi dan lerlindungan konsumen serta optimalisasi tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD).
"Edukasi kepada masyarakat yang kami laksanakan melalui 138 kegiatan sosialisasi dengan peserta edukasi sebanyak 21.075 peserta yang terdiri dari berbagai profesi, pelaku UMKM, pegawai, pelajar, akademisi dan ibu rumah tangga," katanya.