Pamekasan (ANTARA) - Mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di dua kabupaten di Pulau Madura, yakni Kabupaten Pamekasan dan Sumenep, Jawa Timur, menggelar aksi damai untuk menyuarakan kepentingan petani pada Hari Tani Nasional, Selasa.
Di Sumenep, aksi damai memperingati Hari Tani Nasional ini digelar oleh kelompok gabungan antara mahasiswa dan pemuda yang mengatas namakan diri Brigade Rakyat dan Pemuda Nusantara (Bribda) Sumenep, sedangkan di Pamekasan oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dema Dewan Mahasiswa (Dema) Arek Lancor. Keduanya digelar di kantor DPRD setempat.
Para pengunjuk rasa juga membawa berbagai jenis poster dan spanduk yang bertuliskan agar pemerintah memperhatikan nasib para petani, dan mengangkat posisi tawar mereka, karena menurut pengunjuk rasa, mayoritas warga di Pulau Garam tersebut merupakan petani.
"Pemerintah jangan menutup mata rakyat ingin sejahtera, Bripda bersama petani, Stop Alih Fungsi Lahan,". Demikian tuntutan yang tertulis di poster para pengunjuk rasa ini.
Ada beberapa tuntutan yang disampaikan para pengunjuk rasa di Sumenep, Madura dalam aksi yang digelar di kantor DPRD Sumenep.
Antara lain meminta agar pemerintah tidak menutup mata dengan berbagai persoalan yang dialami petani, mendesak pemerintah menjaga ketersediaan pupuk dan mengontrol pendistribusiannya, serta menuntut agar DPRD membuat ketentuan yang mengatur harga harga jual petani.
"Kami juga menuntut pencegahan alih fungsi lahan produktif yang akhir-akhir ini semakin marak, dan meminta agar pemerintah melakukan penanganan yang berkesinambungan," kata korlap aksi itu, M Baihaki.
Tuntutan serupa juga disampaikan mahasiswa di Pamekasan. Selain meminta pemerintah memperhatikan kepentingan petani, pengunjuk rasa dari sejumlah perguruan tinggi ini, juga meminta agar pemerintah memperhatikan nasib petani tembakau, dengan mengubah perda yang mengatur tata niaga tembakau.
Sementara, Ketua DPRD Sumenep Abdul Hamid Ali Munir saat menemui pengunjuk rasa menyatakan, pihaknya mengapresiasi terhadap mahasiswa yang peduli dan terhadap petani.
"Terima kasih, dukungan dari mahasiswa untuk kebaikan petani kita ke depan memang sangat kami harapkan. Ke depan, kita memang perlu adanya kebersamaan dalam rangka untuk memperjuangkan petani di Kabupaten Sumenep umumnya di Madura," kata Munir.
Ia juga menjelaskan, DPRD Sumenep telah berkoordinasi dengan Pemkab Sumenep, agar memperhatikan lahan-lahan produktif untuk pertanian, agar produksi pertanian tidak berkurang.
Usai menyampaikan aspirasi, para pengunjuk rasa ini selanjutnya membubarkan diri dengan tertib.
Sementara di Pamekasan, aksi menyambut Hari Tani Nasional oleh gabungan BEM dan Dewan Mahasiswa itu, sempat ricuh, karena pengunjuk rasa memaksa ingin bertemu langsung dengan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam.
Sekda Totok Hartono yang menemui massa pengunjuk rasa ditolak, bahkan sempat terjadi kericuhan antara pengunjuk rasa dengan petugas keamanan, tapi petugas kemudian berhasil mengendalikan suasana.
Bupati Baddrut Tamam tidak bisa menemui pengunjuk rasa, karena yang bersangkutan kini sedang berada di Jakarta untuk kepentingan tugas dinas, yakni mengikuti pelatihan wawasan kebangsaan khusus untuk para kepala daerah.
"Bupati bukan tidak mau menemui, tapi saat ini beliau sedang ada tugas dinas ke luar kota dan mohon ini dipahami," kata Totok, menjelaskan.