Surabaya (ANTARA) - Ratusan ibu-ibu pelinting Sigaret Kretek Tangan (SKT) melakukan aksi sosial berupa membagikan tanaman di sekitar Monumen Kapal Selam di Jalan Pemuda, Surabaya, Selasa.
Berdasarkan siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, aksi ini didorong oleh dampak terus menurunnya preferensi perokok dewasa terhadap keseluruhan segmen SKT di Indonesia.
Seorang pekerja, Siti Zulaikah, mengaku khawatir jika pengalihan produksi seperti awal September lalu terjadi lagi.
Ia mengatakan, perekonomian keluarga terancam terganggu jika pabrik tempatnya bekerja terus-terusan menghentikan aktivitas produksinya.
“Pabrik tempat kami bekerja adalah sawah dan ladang kami. Kalau terus-menerus berhenti beroperasi, bagaimana nasib kami?” ujar ibu tiga anak yang sudah bekerja selama 20 tahun itu.
Penurunan segmen SKT, kata dia, tak terelakkan, namun hal ini diperparah oleh persaingan rokok SKT dengan rokok mesin yang murah.
“Di pasar, banyak rokok mesin yang lebih murah ketimbang rokok SKT,” ucapnya.
Sebelumnya, asosiasi pabrikan rokok kecil juga menyuarakan kekhawatiran terkait kebijakan cukai yang tidak pro kepada rakyat kecil.
Salah satunya Forum Masyarakat Industri Rokok Indonesia (Formasi) yang meminta pemerintah mempercepat penggabungan batasan produksi sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM).