Blitar (ANTARA) - Seribuan personel polisi akan diterjunkan untuk pengamanan pemilihan kepala desa (pilkades) di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang akan digelar pada 15 Oktober 2019.
"Dari Polres Blitar sudah melaksanakan giat latihan praops untuk pengamanan Pilkades serentak di Kabupaten Blitar. Kami (Polres Blitar) menerjunkan sekitar 450 personel, yang nantinya juga akan melibatkan BKO dari polres sekitar dengan total sekitar 1.100 anggota," kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Blitar Iptu Burhanuddin di Blitar, Selasa.
Ia mengatakan, personel polisi yang akan dilibatkan sekitar 1.100 orang. Selain dari Polres Blitar dan personel polisi dari daerah sekitar, pengamanan juga masih dibantu oleh TNI, Linmas, dan unsur lainnya. Bantuan pengamanan dari daerah sekitar itu diharapkan bisa lebih membantu agar pelaksanaan pilkades bisa berjalan dengan tertib.
Burhan mengatakan, latihan itu penting dilakukan sebelum pelaksaan pilkades. Anggota mendapatkan informasi tentang pilkades, termasuk mendapatkan materi dari satgas preventif, pencegahan maupun penindakan.
Pihaknya juga sudah melakukan pemetaan terkait dengan potensi kerawanan di seluruh desa yang akan diselenggarakan pilkades. Ada sekitar 111 desa yang akan menggelar pilkades yang direncanakan pada 15 Oktober 2019 tersebut. Nantinya, jumlah anggota yang ditempatkan juga disesuaikan dengan tingkat kerawanan di daerah.
"Untuk sementara tingkat kerawanan hampir sama. Hanya nanti saat penetapan calon apabila calon itu lebih dari lima, itu yang bisa menimbulkan kerawanan, karena penilaian sistemnya tidak sama," kata dia.
Terkait dengan mengantisipasi bobotoh, Burhan mengatakan, Kapolres sudah membuat program ngelaba, dimana setiap satu pekan sekali diadakan pertemuan di desa yang hendak melaksanakan pilkades. Kegiatan ini digelar tiap Selasa malam dan Jumat malam, dengan cara dialog dengan beberapa suguhan seperti kopi ace dan teh tarik.
"Kapolres sudah adakan sayembara apabila ada yang bisa menangkap (pelaku bobotoh) akan diberi reward. Selain itu, kami juga sosialisasi dengan program ngelaba. Jadi, tiap satu pekan dua kali, malam hari, kami gunakan kegiatan itu di desa yang akan melaksanakan pilkades, intinya kegiatannya menggali aspirasi masyarakat," kata dia. (*)