Blitar (ANTARA) - Seorang warga Kota Blitar, Jawa Timur, diketahui meninggal dunia yang diduga keracunan makanan setelah makan bersama dalam acara kendurian di rumah tetangga.
Sudarminto, salah seorang perangkat Kelurahan Karangsari, Kota Blitar, Sabtu, mengatakan awalnya ia dengan puluhan warga mendapatkan undangan acara peringatan 100 hari wafatnya tetangganya.
Di rumah Mujianik tersebut, ia dengan warga disuguhi makanan berupa rawon dan aneka jajanan untuk dibawa pulang.
"Ada kegiatan tahlil dan yasinan dan ketika sudah selesai makan nasi rawon. Akhirnya warga sini banyak yang mual, panas dingin, buang air besar hingga muntah," katanya di Blitar.
Ia mengatakan, kejadian itu pada Jumat (2/8). Warga yang mengeluhkan sakit setelah makan ada yang mulai dibawa ke rumah sakit pada Sabtu siang.
Ternyata yang mengalami sakit bukan hanya sedikit, melainkan puluhan warga lainnya yang ikut acara itu juga mengalami sakit dengan gejala yang sama.
Bahkan, ada salah seorang warga yang ikut kendurian juga meninggal dunia yakni Sudarsono, warga Jalan Kurma, Kelurahan Karangsari, Kota Blitar. Ia meninggal dunia setelah dibawa ke berobat ke dokter.
Sejumlah tetangga juga banyak yang takziah ke rumah duka. Keluarga korban juga sangat terpukul dengan kejadian ini. Mereka tidak menyangka jika hal ini akan terjadi, mengingat sebelumnya yang bersangkutan sehat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar Mukhlis mengatakan pihaknya sudah melakukan pemeriksaan pada warga yang diduga mengalami keracunan tersebut. Mereka juga sudah mendapatkan perawatan dari tim medis.
Untuk korban yang meninggal dunia, pihaknya juga masih melakukan penelitian lebih intensif, termasuk makanan yang dikonsumsi paling dekat oleh korban sebelum meninggal dunia, yakni rawon.
"Jadi, dugaan pertama meninggal itu mengonsumsi bahan makanan yang paling dekat dikonsumsi saat itu apa. Bahan makanan yang disajikan saat mengadakan pertemuan, rawon. Ini meninggal diduga karena keracunan bahan makanan yang dikonsumsi," katanya.
Ia mengatakan, ada sekitar 30 orang yang dari kelurahan itu yang diduga mengalami keracunan makanan yakni 28 orang dewasa sedangkan dua lainnya anak-anak. Mereka langsung ditangani tim medis, agar kondisinya lebih baik lagi dan tidak dehidrasi.
Sementara itu, polisi melakukan penyelidikan perkara tersebut. Mereka datang ke rumah warga yang mempunyai hajatan dan meminta keterangan terkait makanan.
Pemilik rumah juga mengatakan, menyajikan beberapa makanan selain rawon seperti apem dan kue bolu. Hingga kini, perkara itu masih ditangani aparat kepolisian.