Bandung (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa berdasarkan pemantauan setelah meletus pada Jumat (26/7) sore Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Barat tidak lagi mengalami erupsi hingga Sabtu pagi pukul 09.00 WIB.
Menurut hasil pengamatan PVMBG dari Pos Pantau di Gunung Tangkuban Parahu, hanya hembusan gas dan air yang kini keluar dari Kawah Ratu.
"Walaupun masih terjadi gempa tremor, skalanya sudah terus mengecil. Pada Sabtu pagi ini pun sudah tidak ada erupsi, melainkan hanya hembusan gas dan air yang menghasilkan asap putih dari Kawah Ratu. Kami berharap kondisinya bisa seperti ini," kata Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Nia Haerani di Bandung, Sabtu.
Nia menjelaskan bahwa erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada Jumat sore bersifat freatik, disebabkan oleh aktivitas geothermal. Abu berwarna kelabu yang meluncur keluar saat erupsi ialah dinding kawah yang tergerus dan ikut meluncur ke udara bersama gas dan air.
Erupsi yang terjadi di Gunung Tangkuban Parahu kemarin sore, ia melanjutkan, juga tidak didahului oleh peningkatan kegempaan vulkanik.
"Seperti saat ini, erupsi sebetulnya tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik, hanya gempa-gempa hembusan," kata Nia.
Berdasarkan fakta itu, Nia menafsirkan bahwa letusan Gunung Tangkuban Parahu pada Jumat sore merupakan freatik.
"Jadi, kalau erupsi freatik itu dari segi intensitas dia tidak akan membesar," katanya.
Ia menambahkan bahwa Gunung Tangkuban Parahu terakhir kali mengalami erupsi pada Februari dan Oktober 2013 dan saat ini gunung berapi itu statusnya normal. (*)
Gunung Tangkuban Parahu tidak erupsi lagi
Sabtu, 27 Juli 2019 11:14 WIB