Surabaya (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Kohar Hari Santoso mengatakan penularan wabah hepatitis A di Pacitan mulai melandai meski ada peningkatan dari angka 957 orang pada 30 Juni menjadi 975 orang pada hari ini.
"Artinya peningkatannya mulai melandai. Mudah-mudahan betul di lapangan jumlah orang yang sakit hepatitis A di Pacitan tidak semakin bertambah," ujar Kohar di Surabaya, Senin.
Untuk menekan angka penularan hepatitis A ini, Kohar telah menginstruksikan segera melakukan penelitian epidemologi, sehingga, tidak ada potensi penyebaran lagi.
"Kemudian mensosialisasikan ke masyarakat terutama tentang PHBS, mereka buang air besar, cuci tangan, air minumnya. Kemudian bagaimana makanan tidak terkontaminasi dan masyarakat tidak membuang sampah sembarangan," kata Kohar.
Dinkes Jatim menargetkan bisa mencegah angka penularan hepatitis A dalam waktu dua minggu ini. Pihaknya juga akan berusaha maksimal untuk menyembuhkan pasien yang telah tertular atau menderita wabah ini.
"Mudah-mudahan dalam kurung dua minggu ini sudah bisa kita selesaikan sambil kita pantau terus. Kita harapkan bahwa tidak ada sama sekali penambahan jumlah pasien," ujar Kohar.
Kohar juga membeberkan, wabah hepatitis A di Pacitan ini sebenernya sejak bulan puasa. Penularan itu terjadi melalui buah-buahan yang diduga terkontaminasi oleh orang yang sudah menderita sakit tersebut.
"Bulan puasa kita biasa memakan segar-segar macamnya blewah dan sebagainya rupanya, ada yang terkontaminasi tapi setelah itu mulai dari penyebaran yang lebih luas dari seseorang yang sakit tadi sehingga bisa menyebar," katanya.
Jumlah penderita hepatitis A terbanyak di Pacitan ada di Sudimoro dengan 527 orang, Ngadirojo 176 orang, Sukorejo 82 orang, Tulakan 69 orang, Wonokarto 54 orang, Arjosari 33 orang, Bubakan 25 orang, Tegalombo lima orang dan Ketrowonojoyo empat orang. (*)