Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Timur melakukan penjagaan di beberapa objek vital guna mengantisipasi kericuhan yang terjadi pascasidang sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) di Mahkamah Konsotusi, Jakarta.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera di Surabaya, Kamis mengatakan beberapa objek vital yang dijaga yakni kantor pemerintahan, kantor KPU hingga kantor Bawaslu.
"TNI dan Polri bersama-sama bahu-membahu, kami mengantisipasi hal-hal yang nantinya berkembang di MK. Di objek vital yang lain, di kantor-kantor TNI dan Polri akan menjaga," ujarnya.
Mengenai pantauan kondisi Jatim, Barung menegaskan hingga siang ini beberapa daerah masih terpantau aman. Pihaknya juga tidak melihat adanya pergerakan massa untuk menggelar aksi atau demonstrasi.
Kendati demikian, Barung menyebut pihaknya tak bisa hanya berleha-leha. Pasalnya, segala halnya memang harus diantisipasi untuk menjaga Jatim tetap kondusif.
"Tapi ini aman, bahwa sampai sekarang TNI dan Polri akan mengantisipasi," ujarnya.
Barung membantah adanya pergerakan massa dari Jatim ke Jakarta, untuk mengawal putusan di MK seperti adanya kabar keberangkatan warga dari Jatim dengan menggunakan kendaraan 10 - 20 bus ke Jakarta.
"Entah yang berangkat sendiri sendiri, yang secara komunal (berkelompok, red) tidak ada," ujarnya.
Untuk menghindari hal itu, polisi telah melakukan antisipasi dengan menggelar "sweeping" ke beberapa lokasi, seperti jembatan Suramadu, Stasiun Gubeng, guna mencegah pergerakan massa ke Jakarta.
"Nah tadi malam jam 20.00 sampai dengan dini hari, untuk melaksanakan pengkondisian, dalam rangka melihat pergerakan itu, secara riil di lapangan," ucapnya.(*)