Jakarta (ANTARA) - Umat muslim di Dubai berpuasa dengan durasi 14 jam 39 menit di hari pertama Ramadhan.
Namun, warga Dubai yang tinggal pada gedung dengan lantai 80 hingga 120 akan menjalani puasa dua menit lebih lama.
Alasannya kian tinggi suatu tempat, matahari akan terbit lebih cepat dan lebih lambat tenggelam, itu juga berlaku di gedung-gedung pencakar langit di seluruh Uni Emirat Arab.
Neil deGrasse Tyson, fisikawan Amerika dan direktur Hayden Planetarium, juga menunjukkan perubahan waktu antara bagian atas dan bawah Burj Khalifa.
Dalam sebuah tweet, Tyson mengatakan, “Selama bulan Ramadhan, puasa siang hari bagi umat Islam berakhir saat matahari terbenam. Tetapi untuk Burj Khalifa di Dubai, bangunan tertinggi di dunia, matahari terbenam empat menit kemudian di lantai atas daripada di bawah. Penghuni lantai yang lebih tinggi melihat melampaui cakrawala permukaan tanah, lebih jauh di sepanjang kelengkungan Bumi."
"Kita melihat cakrawala di permukaan laut, yang akan diukur pada waktu standar," Hassan Al Hariri, kepala eksekutif Grup Astronomi Dubai mengatakan kepada Gulf News.
“Jika saya pergi di atas gunung, maka pasti saya akan lebih lambat lihat matahari karena ketinggian yang lebih tinggi. Hal yang sama berlaku untuk garis khatulistiwa. Semakin tinggi ke utara Anda pergi, panjang hari lebih lama selama bulan-bulan di musim panas, ”jelasnya.
Kira-kira, matahari terbenam satu menit kemudian untuk setiap 1,5 kilometer di ketinggian. Jadi penduduk yang tinggal di lantai 121 atau lebih tinggi harus berpuasa tambahan empat menit karena sholat subuh akan dimulai lebih awal dan berbuka puasa akan lebih lambat daripada di permukaan tanah yang normal.
Menara tertinggi di dunia - Burj Khalifa - berdiri di ketinggian total 828 meter. Burj juga dikenal memiliki lantai tertinggi di dunia yang dihuni, yaitu 163 lantai, Gulf News dikutip Selasa. (*)