Malang (ANTARA) - Kelompok mahasiswa praktikum Prospero even managemen Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bakal mengukir rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pembuatan replika dinosaurus berukuran 7x5 meter yang terbuat dari tempe.
Rencananya, replika tempe dinosaurus ini akan "disembelih" oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (6/4). Penyembelihan ini sekaligus sebagai simbol peresmian tempat wisata baru di Kota Batu, yakni Kampung Hijau Tempenosaurus.
"Proses pembuatan tempe dinosaurus ini sudah mulai dilakukan, Selasa (2/4). Proses pembuatan tempe membutuhkan waktu cukup lama, yakni 3-4 hari, sehingga persiapannya harus lebih awal," kata dosen pembimbing pratikum Prospero Prodi Ilmu Komunikasi UMM, Jamroji di Malang, Rabu.
Jamroji mengemukakan agar bahan baku replika dinosaurus itu tidak mubadzir, nantinya replika ini dibagikan kepada warga sekitar maupun pengunjung yang melintas di sekitar kawasan wisata Jawa Timur Park 3.
Untuk mewujudkan pemecahan rekor MURI tersebut, kata Jamroji, ia mahasiswa bimbingannya juga melibatkan warga sekitar maupun perusahaan, seperti PT INDANA sebagai penyedia cat Kampung Warna-Warni Jodipan (KWJ), dan Jawa Timur Park Group.
"Dalam pembuatan replika dinosaurus berbahan baku tempe tersebut dibutuhkan kurang lebih 12-15 orang dan menghabiskan biaya hampir Rp20 juta untuk menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan," kata Jamroji yang sebelunya juga sukses mendampingi kelompok mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Guys Pro yang menggarap Kampung Warna Warni Jodipan di Kota Malang.
Ia mengaku guna mewujudkan pemecahan rekor MURI ini, usaha yang dilakukan tidaklah mulus. "Banyak hal yang harus dihadapi dan diselesaikan bersama. Kami bersyukur semua rintangan bisa kami lewati dan pemecahan rekor MURI replika dinosaurus dari tempe ini bakal diwujudkan pada Sabtu (6/4) mendatang," tuturnya.
Dosen lulusan Curtin University Australia itu mengatakan ketika pengajuan pemecahan rekor MURI ini ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi. Rencana awal replika tempe dinosaurus itu akan diberi formalin dan dipamerkan di Jawa Timur Park 3. Namun, untuk kategori makanan, tempe yang dibuat replika disyaratkan untuk dikonsumsi dan tidak boleh tersisa.
"Oleh karena itu, kami harus mencari alternatif agar replika dinosaurus dari tempe ini tetap bisa dikonsumsi dan tetap aman bagi tubuh. Hal ini yang terus kami cari solusinya, dan alhamdulillah ada cara untuk bisa memenuhi kriteria yang ditetapkan pihak MURI," ucapnya.
Sebelumnya Jamroji juga pernah mencetuskan beberapa eksperimen unik mengenai jenis-jenis olahan tempe yang belum pernah ada, seperti es krim tempe, brownis tempe, pudding tempe, dan lainnya. (*)