"Masyarakat bukan ingin cepat didatangi, tetapi ingin jalannya cepat diaspal dan ditutup lubangnya, sehingga saya ikut turun ke lapangan bersama Tim Jalan Lubang," kata Bupati Jember Faida.
Ada lima tim yang bergerak untuk menutup jalan berlubang dengan jumlah personel 55 orang. Mereka menggunakan mobil pikap dan dibekali peralatan untuk menambal jalan aspal yang berlubang di kawasan kota Jember.
"Seharusnya penambalan jalan berlubang sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu karena personel, peralatan, dan anggarannya sudah tersedia. Jangan sampai menunggu rakyat marah, apalagi sampai ada yang menjadi korban, karena bisa saja yang jatuh akibat jalan berlubang adalah saudara kita sendiri," tuturnya.
Begitu keluar dari mobil dinasnya, Faida memberikan tanda di jalan aspal yang berlubang dengan menggunakan cat semprot berwarna putih dan selanjutnya Tim Lubang Jalan menurunkan sejumlah peralatan dan aspal untuk menambal jalan tersebut. Bahkan, bupati juga sempat membantu meratakan aspal olahan tersebut di jalan yang berlubang.
Sebelum ditambal, lubang jalan tersebut dibersihkan menggunakan angin dari kompresor dan petugas juga membongkar jalan yang rusak menggunakan check hammer. Setelah bersih, lubang itu disiram dengan aspal cair, kemudian ditimbun aspal olahan yang telah disiapkan dalam beberapa karung dan selanjutnya diratakan, lalu dipadatkan menggunakan babby roller.
Setelah penambalan lubang jalan selesai, Pemkab Jember akan membuat pusat pengaduan (call centre) jalan berlubang yang mungkin terlewatkan oleh pantauan pengamat jalan, sehingga masyarakat juga bisa memanggil tim jalan berlubang melalui call centre tersebut.
Faida juga berpesan kepada anggota Tim Jalan Berlubang untuk tidak pilih-pilih dalam melaksanakan penambalan jalan, karena tidak ada pula alasan untuk kepentingan konflik politik, sehingga jalan aspal yang berlubang tidak segera ditutup karena tidak ada gunanya.
Plt Kepala Dinas PU Bina Marga Yessiana Arifa mengatakan, rute awal perbaikan jalan aspal itu di kawasan kampus di Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, yakni Jalan Kalimantan, Mastrip, Riau, dan Jawa, sedangkan untuk jalan tanggungan provinsi sudah dikoordinasikan, termasuk jalan nasional.
Sebelumnya sejumlah warga melalui media sosial mengeluhkan banyaknya jalan yang berlubang, bahkan tidak sedikit warga yang mengalami kecelakaan akibat jalan yang berlubang tersebut selama musim hujan dan sebagian warga protes dengan menanam pohon pisang di tengah jalan. (*)