Surabaya (Antaranews Jatim) - Sekitar 50 persen laporan telepon yang masuk ke layanan Command Center (CC) 112 di Gedung Siola, Kota Surabaya, Jawa Timur, selama tiga hari mulai 9-11 Februari 2019 dianggap palsu atau kerjaan orang iseng.
"Makanya kami mohon kepada warga Kota Surabaya, mari bantu kami dengan memberikan informasi yang benar, supaya kami bisa melayani masyarakat dengan baik dan cepat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto saat menggelar jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu.
Apalagi, lanjut dia, yang dilayani CC 112 selama 24 jam non stop adalah terkait peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kedaruratan, baik itu nyawa manusia, nyawa orang lain, ataupun nyawa binatang.
Diketahui dalam tiga hari terakhir tercatat sebanyak 1.025 laporan yang masuk ke CC Room 112, yakni pada 9 Februari 2019 ada 163 laporan telepon yang masuk, namun sekitar 50 palsu.
Pada 10 Februari 2019, tercatat sebanyak 423 telepon yang masuk, sementara 257 dianggap palsu dan 11 Februari 2019, tercatat sekitar 439 telepon masuk, yang 263 palsu.
Menurut dia, ketika masyarakat menggunakan layanan itu, mereka tidak dipungut biaya sepeser pun.
"Kami sampaikan kepada seluruh masyarakat bahwa tidak ada biaya sepersen pun yang dikeluarkan untuk menghubungi layanan 112," ujarnya.
Namun, Eddy mengaku masih saja ada oknum yang menggunakan layanan itu hanya sekedar main-main atau iseng. Ia mencontohkan, seperti adanya laporan kebakaran di lokasi x, namun setelah dicek, ternyata laporan tersebut nihil.
Bahkan, kadang juga ada masyarakat yang hanya sekedar mencoba-coba layanan 112 tersebut.
"Ada juga yang hanya bertanya seperti nama kepala dinas. Ada juga yang telepon terus diam. Ada juga yang telepon terus terdengar suara ngaji," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat agar betul-betul memanfaatkan layanan 112 saat dalam kondisi darurat.
Sebab, ketika masyarakat menghubungi layanan 112, hanya ada 17 jalur telepon yang tersambung, sehingga ketika banyaknya telepon masuk secara bersamaan otomatis sebagian akan terpending dan terekam dalam database.
"Dengan pengalaman-pengalaman dari kejadian kemarin, kami mohon kepada warga untuk tidak telepon iseng lagi," ujarnya.
Eddy menyampaikan, pihaknya telah mengklasifikasikan laporan-laporan yang masuk itu ke dalam 38 kategori. Data tahun 2018 tercatat, angka tertinggi ada pada laporan kasus kecelakan sekitar 12,96 persen.
Sementara laporan darurat medis sekitar 8,81 persen, sambungan PDAM sekitar 4,9 persen, PLN 6,8 persen, dan kejadian kebakaran sekitar 3,87 persen.
"Jadi ini evaluasi tahun 2018 sudah kami rekap data-data yang masuk ke kami seperti itu," katanya.
Untuk itu, Pemkot Surabaya akan menggandeng Reserse Kriminal (Reskrim) Polrestabes Surabaya untuk mengatasi hal tersebut. Ketika ada oknum yang menggunakan layanan itu untuk iseng atau sekedar main-main, pihaknya akan melaporkan data rekaman dan nomor penelepon ke Polrestabes Surabaya agar dilakukan penyelidikan.
Sebab, kata dia, setiap telepon yang masuk ke 112, akan tercatat baik nomor dan suara rekaman si penelepon.
"Kita juga koordinasi dengan Satreskim Polrestabes Surabaya. Ketika ada telepon-telepon yang menganggu, sifatnya iseng maka Polrestabes Surabaya akan menyelidikinya," katanya.
Kasatreskim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran mengimbau masyarakat apabila tidak ingin menggunakan layanan 112 setidaknya jangan menganggu, atau tidak digunakan hanya untuk sekedar iseng, karena tujuan dibuatnya layanan 112 untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang siap selama 24 jam.?
"Bagi yang menganggu, sesuai dengan ketentuan hukum dan aduan dari Pemkot Surabaya maka akan kami tindak lanjuti. Soal masuk atau tidak dalam kategori pidana, nanti akan kita selidiki," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk terus bersinergi bersama Pemkot Surabaya dalam melayani masyarakat. Bahkan, kini layanan 112 juga sudah tersambung dengan Contact Center 110 Polri.?
Oleh karena itu, ia menegaskan kepada masyarakat agar betul-betul memanfaatkan layanan itu dengan benar.
"Saya mengimbau agar 112 dimanfaatkan dengan betul dalam hal kepentingan atau kebutuhan masyarakat Surabaya," katanya. (*)
50 Persen Laporan Palsu Melalui Telepon Masuk Layanan 112 Surabaya
Rabu, 13 Februari 2019 18:02 WIB
mari bantu kami dengan memberikan informasi yang benar, supaya kami bisa melayani masyarakat dengan baik dan cepat