"Truk yang mengangkut sirtu (pasir dan batu) dari luar Surabaya juga tidak ada kendala keluar masuk Surabaya. Semuanya lancar," kata Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Irvan Wahyudrajad kepada Antara di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, hal ini dikarenakan pihak Kepolisian Daerah (Polda) Jatim memberikan izin bagi truk-truk tersebut masuk ke Surabaya selama 24 pada saat pemulihan Jalan Raya Gubeng yang ambles pada Selasa (18/12) malam.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga membantu memperlancar arus lalu lintas untuk keluar masuk truk khususnya menuju lokasi jalan ambles. Bahkan, lanjut dia, untuk memantau pergerakan truk pengangkut keluar masuk, pihaknya menggunakan CCTV di sejumlah titik.
"Kami memantau aktivitas keluar masuk truk selama 24 jam," ujarnya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan pengurukan Jalan Raya Gubeng membutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat hari. Ia menargetkan dalam tiap hari mendatangkan 400 dump truk pengangkut sirtu.
Menurut dia, dari hasil perhitungan untuk pengurukan keseluruhan jalan yang ambles, dibutuhkan sebanyak 1.800 dump truk atau setara dengan 36 ribu meter kubik sirtu.
"Jadi kalau sehari 400 truk, maka kita butuh tiga-empat hari. Setelah itu overlay, mungkin cuman dua hari," kata Risma.
Untuk memperlancar proses distribusi pengiriman sirtu, ia mengaku telah melakukan koordinasi dengan pihak Polda Jawa Timur. Sebab menurutnya, kendaraan dump truk dilarang melintas kawasan kota pada saat jam kerja. (*)
Menurut dia, dari hasil perhitungan untuk pengurukan keseluruhan jalan yang ambles, dibutuhkan sebanyak 1.800 dump truk atau setara dengan 36 ribu meter kubik sirtu.
"Jadi kalau sehari 400 truk, maka kita butuh tiga-empat hari. Setelah itu overlay, mungkin cuman dua hari," kata Risma.
Untuk memperlancar proses distribusi pengiriman sirtu, ia mengaku telah melakukan koordinasi dengan pihak Polda Jawa Timur. Sebab menurutnya, kendaraan dump truk dilarang melintas kawasan kota pada saat jam kerja. (*)