Mojokerto (Antaranews Jatim) - Isu terkait tidak sehatnya produk "Monosodium Glutamat" (MSG) yang beredar di beberapa media sosial, membuat PT Ajinomoto gencar mengedukasi masyarakat terkait produk itu.
Direktur dan Factory Manager PT Ajinomoto Indonesia Yudho Koesbandriyo di sela kegiatan edukasi MSG kepada wartawan di Mojokerto, Kamis, mengatakan, meski sempat membuat masyarakat bingung, namun isu itu tidak mempengaruhi penjualan produknya.
Yudho mengakui, perusahaanya memang memproduksi Bahan Tambahan Pangan (BTP) berupa MSG, bumbu ekstrak daging sapi dan ayam, tepung bumbu, bumbu siap pakai, saus tiram dan mayonaise, namun tidak berpengaruh sama sekali.
"Namun, kami tetap konsen untuk terus mengedukasi masyarakat, khususnya masalah gizi. Dan kami membuka kesempatan kepada masyarakat untuk melihat langsung produksi Ajinomoto serta berdiskusi masalah MSG," katanya.
Ia mengatakan, banyak informasi yang salah beredar di masyarakat tanpa disertai data akurat, sehingga membuat banyak pihak bingung. Oleh karena itu, pihaknya siap melakukan diskusi masalah MSG atau gizi.
Peneliti yang melakukan penelitian terkait MSG Dr Nurhidayat Pua Upa MARS mengatakan telah menyusun buku review MSG bersama Dien Kurtanty dan Daeng Mohammad Faqih.
"Ada beberapa manfaat MSG pada tubuh, namun memang juga banyak informasi negatif tentang MSG yang berkembang di kalangan masyarakat belakangan ini," katanya.
Nurhidayat mengatakan, masih banyak pemahaman masyarakat terhadap MSG tidak benar. Misalnya, MSG dianggap berbahaya dan merusak kesehatan, namun pada kenyataannya selama bertahun-tahun berbagai studi menyimpulkan bahwa MSG aman.
MSG, kata dia, berdasarkan peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan dinyatakan aman dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 33 Tahun 2012.
Sementara itu, Ajinomoto Indonesia memiliki dua pabrik di Mojokerto dan Kerawang. Untuk di Mojokerto memproduksi MSG Ajinomoto berupa Masako, Saori, Sajiku, dan Mayumi, serta bakery atau frozen bread.
Sedangkan di pabrik Kerawang, tidak memproduksi MSG, karena memang bahan baku MSG, berupa tetes tebu, mayoritas didapat dari pabrik-pabrik tebu yang ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Saat ini, pemain di pasar MSG, selain merek Ajinomoto sebagai penguasa pasar, juga ada merek Sasa dan Miwon, serta brand-brand industri kecil MSG yang banyak bertebaran di wilayah Jawa Tengah.(*)