Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, mengalokasikan anggaran Rp480 juta dari APBD 2018 untuk menangani bencana terutama bencana banjir bandang dan banjir luapan Bengawan Solo selama musim hujan.
"Alokasi anggaran untuk menangani bencana yang tersedia itu untuk pengadaan prasarana dan sarana bahan banjiran, juga sembako bagi korban banjir," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia, di Bojonegoro, Selasa.
Ia merinci anggaran yang tersedia sebesar Rp180 juta untuk pengadaan 900 paket sembako, sedangkan Rp300 juta untuk pengadaan sarana dan prasarana bahan banjiran, seperti terpal, karung, pasir, juga yang lainnya.
"Pengadaan sembako sudah berjalan. Bahkan, paket sembako sebagian sudah ada yang dibagikan bagi korban bencana banjir," katanya.
Yang jelas, menurut dia, alokasi anggaran untuk menangani bencana terutama bencana banjir tahun ini, lebih besar dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar Rp261 juta.
"Anggaran tahun lalu hanya untuk penyediaan prasarana dan sarana bahan banjiran, tanpa ada alokasi untuk pembelian sembako," ucapnya menjelaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan pemkab sudah membuat surat yang disampaikan kepada seluruh camat (28 kecamatan) yang isinya imbauan terkait peralihan musim dari kemarau ke musim hujan.
Di dalam surat yang disampaikan tertanggal 23 Oktober 2018 itu, camat di daerah setempat harus segera melakukan berbagai langkah antisipasi, antara lain, melakukan pemantauan kondisi sungai, cekdam, saluran air, juga gorong-gorong yang mengalami pendangkalan.
"Peralihan kemarau masuk musim hujan di daerah kami pada akhir Oktober," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, camat harus mengkoordinasikan dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait kalau di wilayahnya ada yang perlu memperoleh penanganan, karena rawan menimbulkan bencana, misalnya, ada gorong-gorong yang membutuhkan pengerukan.
"Kami juga mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan menghadapi musim peralihan, sebab rawan terjadi banjir bandang, juga angin kencang," ucapnya.
Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKT) Karangploso, Malang, bahwa daerahnya peralihan musim kemarau ke musim hujan akhir Oktober.
"Untuk musim hujan di daerah kami jatuh pada dasarian I-III Nopember," katanya. (*)