Malang (Antaranews Jatim) - Kementerian Pertanian (Kementan) memfasilitasi pemberian bantuan kredit untuk para peternak sapi perah di Jabung, Kabupaten Malang, senilai Rp1 miliar dari Asuransi Jasindo untuk pengembangan jumlah kepemilikan sapi perah.
Bantuan kredit dari Asuransi Jasindo tersebut ditandatangani melalui nota kesepahaman (MoU) antara Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung dengan Asuransi Jasindo dan peternak sapi perah disaksikan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Fini Mufiani di kantor KAN Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Sabtu.
Fini Mufiani mengatakan produksi susu dalam negeri saat ini masih jauh dari mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan nasional, sehingga perlu untuk terus dikembangkan. Peningkatan skala usaha kepemilikan ternak bagi peternak merupakan salah satu solusi untuk mendongkrak peningkatan populasi sapi di dalam negeri.
Ia menyebutkan produksi susu segar nasional tahun 2017 masih rendah, yaitu 922,9 ribu ton dan sampai saat ini 79,2 persen kebutuhan susu masih diimpor. "Sayang kan kalau uaag kita dibelanjakan untuk pembelian susu ke Australia atau negara lainnya," ujar Fini di sela MoU antara KAN Jabung dengan PT Asuransi Jasindo.
Menurut Fini, minimnya produksi susu segar di Tanah Air disebabkan perkembangan populasi dan produktivitas sapi perah masih belum sesuai harapan. Selain itu, karena kepemilikan sapi perah masyarakat masih sedikit, yakni rata-rata 2-3 ekor per peternak.
"Untuk meningkatkan skala usaha peternak sapi perah, Kementan melalui Direktorat Jenderal PKH terus mendorong semua pihak, baik swasta maupun BUMN bermitra dengan peternak," ucapnya.
Berdasarkan data BPS (2017), katanya, rumah tangga peternakan sapi perah nasional saat ini mencapai 142 ribu dan sebagian besar merupakan peternak kecil dengan kepemilikan sapi perah di bawah 4 ekor. "Kita ambil sisi positifnya untuk dijadikan peluang karena dengan meningkatkan skala kepemilikan sapi di rumah tangga peternakan, akan dimungkinkan adanya peningkatan populasi sapi perah di dalam negeri," paparnya.
Apalagi, lanjutnya, pemula beternak sapi perah tidak mudah dibandingkan dengan beternak komoditas lainnya.
Lebih lanjut, Fini mengatakan untuk pengembangan sapi perah, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah, di antaranya bantuan ternak, program Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting), subsidi bunga KUPS dan KUR, bantuan premi asuransi, dan fasilitasi pengembangan investasi dan kemitraan.
Namun, dengan keterbatasan APBN saat ini tidak memungkinkan penambahan sapi difasilitasi oleh pemerintah. Untuk itu diperlukan sumber-sumber pembiayaan yang murah melalui non-APBN. Contohnya, seperti yang dilakukan oleh PT Asuransi Jasindo saat ini. Selaku BUMN, PT Jasindo mau meningkatkan pemanfaatan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) bekerja sama dengan KAN Jabung.
"Ini merupakan salah satu bentuk program kemitraan BUMN dalam pengembangan usaha peternakan dengan fasilitasi pembiayaan non-APBN dan optimalisasi asuransi ternak," katanya.
Menurut Fini, Program Kemitraan (PK) dari BUMN ini merupakan salah satu sumber pembiayaan yang murah, yaitu dengan bunga 3 persen dan lama pengembalian 3 tahun. "Skema ini sesuai untuk kriteria usaha sapi, baik sapi perah maupun sapi potong," ucapnya.
Ia mengatakan skema dengan bunga yang sama telah lama diusulkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, namun baru disetujui KUR dengan bunga 7 persen. "Kami selaku pemerintah memberikan apresiasi kepada PT Jasindo yang telah percaya kepada usaha peternakan dan meluncurkan Program Kemitraan BUMN kepada 50 orang peternak anggota KAN Jabung senilai Rp1 miliar untuk pembelian 50 ekor sapi perah oleh KAN Jabung," tambahnya.
Fini berharap ini merupakan langkah awal PT Jasindo bermitra dengan peternak dan ke depan lebih banyak BUMN-BUMN lain yang bermitra, sehingga peternak kecil akan terbantu dan percepatan peningkatan produksi susu sapi di dalam negeri lebih cepat terealisasikan.
"Mari BUMN-BUMN yang lain untuk ikut bersama-sama bersinergi merapatkan PKBL-nya untuk usaha peternakan khususnya peternak sapi, begitu juga swasta dengan memanfaatkan program Corporate Social Responsibilitynya (CSR)," katanya.
Pada kesempatan itu Fini juga memberikan apresiasi kepada KAN Jabung yang telah mengambil peran luar biasa dalam pemberdayaan peternak, dimana selain menjadi offtaker dan avalis, juga melakukan pendampingan dan pemberdayaan.
"Kami berharap, lebih banyak lagi koperasi-koperasi bahkan swasta baik IPS maupun Farm ikut berperan sebagai pendamping, avalis dan off taker bagi peternak kecil, sehingga kita bersama-sama berkembang dan mewujudkan percepatan peningkatan produksi susu nasional," katanya.(*)
Kementan Fasilitasi Kredit Peternak Sapi Kabupaten Malang
Sabtu, 22 September 2018 19:01 WIB
Untuk meningkatkan skala usaha peternak sapi perah, Kementan melalui Direktorat Jenderal PKH terus mendorong semua pihak, baik swasta maupun BUMN bermitra dengan peternak,