Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali menggelar Festival Jaz Pelajar yang diharapkan dapat memicu kreativitas generasi muda di daerah itu dalam bermusik.
"Kompetisi jaz untuk generasi muda ini diharapkan dapat menjaring generasi penerus musik jaz, khususnya di Banyuwangi. Kami ingin menjaring bakat-bakat muda jaz, seiring dengan rutinnya digelar ajang jaz pantai dan Jaz Ijen di Banyuwangi setiap tahun," ujar Wabup Yusuf Widyatmoko saat membuka ajang itu di Gedung Seni Budaya (Gesibu) Banyuwangi, Sabtu (26/8).
Festival Jaz kali ini merupakan yang ketiga kalinya digelar oleh Pemkab Banyuwangi.
Menurut Yusuf, ajang ini tidak sekadar kompetisi. Sebab yang keluar menjadi terbaik, akan berkesempatan tampil di sejumlah ajang musik di Banyuwangi. Hal ini tentunya menjadi kebanggaan bagi para musisi muda jaz, dimana bisa satu acara dengan musisi lokal dan nasional.
Yusuf pun berharap, para musisi muda bisa banyak belajar, baik dari segi musik, profesionalisme dan dedikasi kepada musik.
"Kalau mau fokus di musik, inilah ajangnya. Banyuwangi memberi panggung luas bagi mereka yany berkreasi, karena banyak ajang yang kami rancang sebenarnya untuk menyediakan panggung bagi para seniman dan musikus muda," katanya.
Pada tahun ini, "Student Jazz Festival" diikuti 30 grup band pelajar setingkat SMA. Even ini juga diikuti band pelajar luar kota, seperti Surabaya, Malang, Jember dan Bali.
Meski pelajar, kata Yusuf, mereka mampu menunjukkan musikalitas yang apik. Berbagai judul lagu populer maupun daerah dimainkan dalam balutan aransemen jaz. Bahkan lagu Banyuwangi seperti Rehana, Kangen Tombone Ati terdengar lebih segar dan asyik saat dibawakan dalam nuansa jaz.
Improvisasi musik yang menjadi salah satu ciri khas jaz juga tidak kalah sebagaimana musisi profesional. Seperti SMAN 1 Genteng yang berhasil membawakan lagu Cemeng yang memadukan irama jaz dengan instrumen etnik. Begitu juga dengan SMAN 5 Surabaya yang membawakan Tanjung Perak, menjadi irama jaz yang menarik. Penampilan mereka ini mampu memukau ratusan penonton yang hadir.
"Jaz itu adalah musik yang membebaskan kita berkreasi. Lagu apapun bisa kita aransemen dalam musik jaz. Seperti lagu Banyuwangi, Cemeng yang kita padukan dengan panjak," ujar Sodo Lanang, keyboardis band SMAN 1 Genteng.
Sodo mengaku melakukan kolaborasi aransemen jaz dengan musik etnik Using karena ingin menunjukkan ke khalayak bahwa Banyuwangi juga punya kekayaan musik. Sodo sendiri sudah berpengalaman mengikuti beberapa kompetisi musik jaz tingkat regional dan nasional.
Ditambahkan dia, ajang ini memberi kesempatan baginya menebarkan virus musik jaz kepada teman-temannya di sekolah. "Teman-teman yang mempunyai bakat musik banyak, tapi masih sedikit yang menekuni jaz. Lewat ajang ini, saya bisa mengenalkan kepada teman-teman, dan mereka ternyata suka," kata pelajar yang sudah menekuni piano klasik sejak kelas dua SD ini.
Sementara itu Sukirin, guru pembimbing dari SMAN 5 Surabaya mengakui "Student Jazz Festival" ini sudah menjadi agenda sekolahnya untuk diikuti. Untuk keperluan tersebut, bahkan pihaknya setiap tahun melakukan regenerasi bagi grup band sekolahnya.
"Event Student Jazz Banyuwangi sudah menjadi event wajib tahunan yang diikuti sekolah kami. Bagi kami, ini ajang untuk unjuk gigi bagi siswa sekaligus menguji kualitas musikalitas mereka," kata Sukirin. (*)