Surabaya (Antaranews Jatim) - PT Pelindo III melalui PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI Port) berencana melakukan divestasi atau menjual saham PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS), karena dianggal tidak menguntungkan secara komersial.
Direktur Utama BJTI Port Hot Rudolf Marihot dalam keterangan persnya di Surabaya, Jumat mengatakan kerja sama Pelindo III melalui anak usahanya BJTI Port dengan AKR (UEPN) di BKMS saat ini sedang dievaluasi, sebab realisasi tingkat pengembalian investasi dari kerja sama itu lebih rendah dari proyeksi.
Ia mengatakan, BKMS merupakan perusahaan patungan dari BJTI Port dengan kepemilikan saham 40 persen dan PT Usaha Era Pratama Nusantara (UEPN) dengan kepemilikan saham 60 persen.
BJTI Port adalah anak usaha Pelindo III sedangkan UEPN milik PT Aneka Kimia Raya (AKR) Corporindo.
"Manajemen BJTI melihat potensi risiko yang timbul karena leverage bisnis yang tidak sustainable dalam memberikan laba bagi perusahaan, sehingga kami berencana pull out dari kepemilikan di BKMS," katanya.
Ia mengatakan, sebagai pengelola kawasan industri yang berdiri sejak tahun 2013, BKMS hingga Juli 2018 memiliki kewenangan untuk mengelola lahan seluas 1.027 Ha dengan total aset senilai Rp4,94 triliun.
"Dan hingga Juli 2018 laba dari BKMS mengalami penurunan yang signifikan, akibatnya BKMS tidak dapat memberikan kontribusi bagian laba atas usahanya kepada BJTI Port sehingga membebani dan dapat menyebabkan tidak tercapainya kinerja BJTI Port tahun 2018," katanya.
Kondisi ini, kata dia, juga tercermin dari cashflow (kas) BKMS yang hingga saat ini masih belum dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham atas laba perseroan dari tahun 2015 hingga tahun 2017.
Sehingga, BJTI Port perlu melakukan langkah strategis melalui penjualan saham di BKMS dan menggunakan dana hasil penjualan untuk kebutuhan investasi core business sebagai terminal operator.
"BJTI Port akan pull out sampai dengan keseluruhan saham (senilai 40 persen) serta menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) untuk melakukan "due diligence" atas valuasi saham BKMS," katanya.
Diperkirakan kajian atas divestasi saham BKMS akan selesai pada awal triwulan empat tahun 2018.
Direktur Keuangan BJTI Port, Endot Endrardono mengatakan, pendapatan menurun juga karena penjualan lahan-lahan untuk kawasan industri belum dapat mencapai target yg diharapkan.
Sementara itu, hasil dari divestasi saham akan diperoleh dana segar untuk BJTI Port yang dapat dipergunakan untuk investasi pengembangan anak perusahaan dibidang kepelabuhanan yaitu PT Berlian Manyar Sejahtera (BMS).
Di tahun 2018, BJTI Port berencana investasi untuk pengembangan pelabuhan BMS yaitu pembangunan dermaga baru, pengadaan harbour mobile crane serta pembangunan talud dan penyiapan lahan pendukung lainnya.
Total dana investasi sekitar Rp1,3 triliun, dan BJTI Port akan melakukan pengembangan Marina Boom Banyuwangi dan Benoa Marina.(*)