Madiun (Antaranews Jatim) - Petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun, Jawa Timur menemukan adanya cacing hati pada sapi kurban yang dipotong saat melakukan pemeriksaan 'post mortem' dalam rangka hari raya Idul Adha 1439 Hijriah.
Kasi Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun Cahyarini Budiarti, Rabu mengatakan, cacing hati tersebut ditemukan saat petugas melakukan pemeriksaan `post mortem` atau pascapenyembelihan hewan kurban di Masjid Baitul Muttaqin di Jalan Nanas Kota Madiun.
"Hal yang harus dimonitor itu adalah penanganan hewan kurban sebelum dipotong dan sesudah dipotong. Untuk itu, jika setelah dipotong dibagian hati ditemukan parasit cacing hati, maka kami minta ke panitia untuk tidak membagikan hati sapi tersebut ke penerima daging kurban," ujar Cahyarini kepada wartawan.
Menurut dia, imbauan agar hati sapi yang terdapat cacing untuk tidak dibagikan tersebut, menyusul hati sapi yang terinfeksi cacing dianggap tidak layak untuk dikonsumsi.
Pihaknya meminta panitia dan warga agar jeli melihat kondisi daging kurban yang akan dibagikan. Hal itu guna memastikan daging sapi dan kambing kurban benar-benar sehat dan aman dikonsumsi.
Cahyarini menambahkan, dalam rangka momentum idul adha, pihaknya menerjunkan sebanyak delapan orang untuk melakukan pemeriksaan post mortem di sejumlah tempat pemotongan hewan kurban yang ada.
Sementara, ketua panita penyembelihan hewan kurban Masjid Baitul Muttaqin, Suwarno, menyambut postif pemeriksaan pascapenyembelihan yang dilakukan oleh Pemkot Madiun.
"Hal itu guna memberikan jaminan dan pengetahuan, sehingga daging kurban yang dibagikan ke warga nantinya layak dan sehat dikonsumsi," kata Suwarno.
Ia mengatakan, dari enam ekor sapi yang dikurbankan di masjidnya, ada satu ekor sapi yang bagian hatinya ditemukan ada parasit cacing hati. Sedangkan lainnya dinilai dalam kondisi baik.
Selama jadwal pemotongan hewan kurban, tim petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun akan melakukan pemeriksaan di 48 titik tempat pemotongan hewan kurban yang ada.
Selain teliti untuk melihat kondisi daging kurban, panitia juga diminta untuk mengemas dengan baik daging yang akan dibagikan. Di antaranya dibungkus dengan daun pisang atau daun jati atau plastik, baru setelah itu dibugkus dengan tas `kresek` yang berwarna terang. (*)
