Surabaya (Antaranews Jatim) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya mempelajari usulan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengenai pemberian sanksi bagi siswa yang nilai mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) rendah.
"Nanti ada analisa dan evaluasi bersama mengenai itu," kata Kepala Disdik Surabaya M. Iksan pada saat memberikan pengarahan kepada guru agama di Convention Hall, Surabaya, Jumat.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Risma kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendi saat berkunjung di Balai Kota Surabaya, Senin (14/5).
Pernyataan Risma tersebut menyikapi adanya prilaku aneh sewaktu sekolah dari salah satu siswa yang ikut menjadi pelaku bom bunuh diri di GKI Jalan Diponegoro beberapa waktu lalu.
Prilaku aneh yang dimaksud Risma adalah anak tersebut punya keinginan mati sahid serta nilai PPKN-nya nol. Padahal, lanjut dia, dalam mata pelajaran PPKN yang diajarkan di semua sekolah tidak hanya diajarkan nilai-nilai dalam pancasila saja, melainkan juga sopan santun, toleransi, gotong-royong dan lainnya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan menekankan kembali pemtingnya mata pelajaran PPKN di sekolah-sekolah di Kota Surabaya pascateror bom yang terjadi akhir-akhir ini.
Selain itu, Ikhsan mengatakan pihaknya dibantu tim yang terdiri dari psikolog, psikiater dan LSM memberikan penguatan mental terhadap para siswa agar tidak trauma lagi atas peristiwan teror bom di Surabaya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta guru agama Islam, Katholik, Protestan, Hindu, Budha hingga Khonghucu bisa mengajarkan anak didiknya untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain dan bisa bekerja sama.
"Kami mohon bantuan seluruh guru agama di sekolah SD maupun SMP untuk bisa membimbing para pelajar agar menjadi manusia yang mulia. Ajarkan anak-anak tentang kehidupan di dunia dan hubungan anak dengan Tuhan," katanya. (*)
Disdik Surabaya Pelajari Pemberian Sanksi Siswa Nilai PPKN Rendah
Jumat, 18 Mei 2018 15:16 WIB
Nanti ada analisa dan evaluasi bersama mengenai itu