Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu meluncurkan program pemberian uang saku dan transportasi setiap hari kepada para pelajar kurang mampu, bertepatan dengan pringatan Hari Pendidikan Nasional.
Peluncuran program itu ditandai dengan pemberian uang saku dan transportasi oleh Bupati Abdullah Azwar Anas di rumah salah seorang pelajar penerima program tersebut di Kecamatan Kalipuro.
"Ini program pengaman bagi pelajar kurang mampu secara berkelanjutan. Kan untuk biaya pendidikannya sudah dibiayai pemerintah. Tapi mereka kadang terkendala transportasi ke sekolah, tidak ada uang saku. Program ini hadir untuk mereka," ujar Anas.
Dia berharap program ini bisa membantu para pelajar kurang mampu untuk semakin giat bersekolah. Uang saku yang diberikan tiap hari bisa digunakan untuk membeli makanan di kantin sekolah, sehingga dia belajar dengan perut terisi dan gizi cukup, yang bisa menstimulasi otak dalam menerima materi pembelajaran.
"Semoga program ini juga bisa mampu meringankan beban keluarga yang kurang mampu," ujar Anas.
Uang saku yang disediakan untuk siswa SD/MI sebesar Rp5 ribu setiap hari, SMP/MTs Rp10 ribu per hari, dan SMA/MA/SMK Rp15 ribu per hari, termasuk untuk Sekolah Luar Biasa. Adapun uang transportasinya Rp5 ribu per hari.
Dengan demikian, setiap hari, siswa SD/MI akan menerima bantuan uang Rp10 ribu, SMP/MTs Rp15 ribu, SMA dan sederajat Rp20 ribu. Dengan ukuran standar hidup bagi Kota Banyuwangi, jumlah uang itu sangat mencukupi untuk membeli makanan bermutu bagi pelajar.
"Uang saku dan transportasi ini diberikan langsung ke siswanya," kata Anas.
Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Banyuwangi Sulihtiyono menambahkan, program ini ditargetkan bisa menjaring 1.000 pelajar kurang mampu di wilayah paling timur Pulau Jawa itu dengan total dana yang disiapkan Rp1,9 miliar.
"Nanti dievaluasi lagi, bisa ditambah pada pertengahan tahun saat penyusunan APBD Perubahan, sehingga jumlah penerimanya akan semakin banyak," katanya.
Dia menjelaskan, saat ini verifikasi penerima program itu terus dikebut. Verifikasi dilakukan agar tidak bersinggungan dengan program lainnya, karena Pemkab Banyuwangi juga mempunyai sejumlah program lain untuk pelajar kurang mampu, di antaranya program tabungan pelajar kurang mampu yang memberikan tabungan untuk 2.800 siswa.
"Jadi yang sudah dapat tabungan, tidak mendapat bantuan uang saku dan transportasi harian ini," ujarnya.
Wanda Putri, pelajar SMK PGRI 1 Giri, mengaku senang mendapatkan bantuan dari program itu. "Senang sekali dapat uang saku dan uang transportasi setiap hari. Bahkan, ini ada sisanya, bisa saya tabung," ujar gadis berusia 16 tahun ini.
Kegembiraan juga dirasakan Marlina (34 tahun), orang tua pelajar Ahmad Rafi yang menerima program tersebut. "Uang yang biasa diberikan untuk uang saku anaknya bisa ditabung atau membeli kebutuhan lainnya," ujar ibu tiga anak ini.(*)