Tulungagung (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur proaktif mengevaluasi pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tingkat SMP/MTs dengan melakukan tinjauan lapangan secara acak.
"Sidak kami lakukan untuk mengantisipasi sekaligus mengevaluasi pelaksanaan ujian pascagangguan kemarin (Senin, 23/4)," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Tulungagung Indra Fauzi di Tulungagung, Selasa.
Tidak ada gangguan lanjutan terjadi. Namun tim peninjau yang dipimpin oleh Sekda Indra Fauzy mendapati ada satu siswa di SMPN Gondang sempat mengalami gangguan pada piranti laptop yang digunakan untuk mengerjakan.
Operator atau proktor yang bertugas segera bertindak memperbaiki, sehingga siswa bersangkutan bisa secepatnya mengerjakan mata ujian.
Menurut petugas, gangguan server yang terjadi pada hari pertama pelaksnaan UNBK itu terjadi akibat adanya gangguan pada server di pusat.
"Kalau ada gangguan dari pusat, kami tidak bisa mengantisipasi," katanya.
Indra menyatakan tercatat sebanyak 118 lembaga setingkat SMP/MTS negeri maupun swasta sudah melaksanakana UNBK.
Namun belum semua lembaga sekolah memiliki fasilits komputer yang memadai jumlah dan spesifikasinya.
Indra tidak menampik jika masih ada lembaga sekolah yang masih menumpang dalam pelaksanaan UNBK pada tahun ini.
"Untuk lembaga yang melakukan UNBK secara mandiri sebanyak 67 lembaga, kemudian untuk lembaga semi mandiri dalam melaksanakan UNBK sebanyak 22, sedangkan lembaga yang menumpang penuh sebanyak 29 lembaga," katanya.
Sementara, Ketua DPRD Tulungagung Supriyono yang juga ikut sidak menyatakan, gangguan yang terjadi dalam UNBK bukan karena ketidaksiapan sekolah penyelenggara.
Melainkan karena teknis yakni server dari pusat. Hal inilah yang nantinya harus dilaporkan pihak dinas kepada pusat sebagai bahan evaluasi.
"Adanya gangguan dalam UNBK jelas membuat peserta terganggu kenyamanannya dalam mengerjakan," katanya.
Kendati tergolong baru, sejumlah siswa mengaku sudah mulai "enjoy" dengan UNBK dibanding beberapa tahun lalu saat kali pertama digelar.
Karena itulah, teknologi harus benar-benar disiapkan dengan baik.
"Siswa juga bisa terganggu termasuk mental dan nilainya," kata Supri. (*)