Surabaya (Antaranews Jatim) - Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara Distribusi Jawa Timur menargetkan rasio elektrifikasi di daerah ini mencapai 98 persen pada akhir 2018 dengan mendorong penerangan 25 desa tertinggal hingga akhir tahun ini.
"Kami terus berkosentrasi menerangi sejumlah desa di beberapa kepulauan terpencil. Sedikitnya ada 25 desa yang bakal dialiri listrik hingga akhir 2018. Desa tersebut di antaranya berada di kepulauan kecil sekitar Madura, Pulau Kangean, Sapudi, Gili Iyang, dan Gili Genting," kata Manajer Komunikasi, Hukum, dan Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jatim G. Wisnu Yulianto di Surabaya, Kamis.
Ia mengatakan, saat ini listrik sudah masuk di pulau-pulau terpencil sehingga hanya tinggal menarik jaringan ke beberapa desa di kepulauan yang belum teraliri listrik.
"Dari data kami di sana ada 25 desa yang masih belum bisa menikmati listrik," ujarnya.
Ia mengatakan masih banyaknya desa yang belum teraliri listrik di kepulauan tersebut dikarenakan faktor geografis dan sulitnya lokasi untuk pembangunan jaringan listrik.
"Upaya kami untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Jatim dan khususnya di Pulau Madura terus diupayakan karena tingkat elektrifikasinya masih sangat rendah dibandingkan daerah lainnya. Rasio elektrifikasi Madura hanya sekitar 65 persen hingga 70 persen," tuturnya.
Ia berharap pada akhir 2018 rasio etektrifikasi Madura bisa naik menjadi sekitar 80 persen sehingga rasio elektrifikasi Jatim secara keseluruhan yang saat ini sudah pada angka 97 persen bisa naik lebih tinggi dari nasional yang masih pada angka 95 persen.
"Secara umum melalui berbagai upaya yang sedang kami lakukan, target kami rasio elektrifikasi mencapai 100 persen pada tahun 2021," katanya.
Sementara itu, sejumlah desa yang belum teraliri listrik selain di Pulau Madura juga ada di beberapa daerah seperti di Banyuwangi, Bojonegoro, dan Malang.
"Di Banyuwangi kami sudah melakukan koordinasi dengan Perhutani untuk menarik jaringan dan sudah dalam proses pengurusan izin," katanya.