Sidoarjo, (Antaranews Jatim) - Awal April 2018, wilayah Jatim sedang memasuki masa pancaroba. Itu artinya, musim peralihan dari musim hujan ke kemarau. Banyak yang diwaspadai oleh masyarakat. Mulai dari ancaman angin puting beliung, bencana tanah longsor, banjir hingga tingginya gelombang laut. Semuanya masih berhubungan akibat perubahan musim.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Juanda menyatakan, kewaspadaan masyarakat akan ancaman itu perlu dilakukan, terutama pada perubahan musim kali ini.
Sifat hujan yang datang secara tiba-tiba dengan intensitas tinggi sangat berpotensi terjadinya angin kencang. Awan Cumulonimbus atau yang dikenal dengan awan CB datang dengan cepat, hingga berdampak pada potensi bencana alam.
Di dunia nelayan, perubahan cuaca merupakan komponen penting dalam kegiatan operasional penangkapan ikan. Karena seringkali cuaca menjadi pembatas para nelayan untuk melakukan penangkapan ikan karena akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh berupa keuntungan atau kerugian.
Sebagai salah satu negara penghasil ikan tangkapan di dunia, Indonesia, negeri dengan panjang pantai mencapai 81.000 kilometer dan memiliki kawasan laut seluas 5,8 juta kilometer persegi, sangat rentan terhadap perubahan iklim.
Perubahan iklim ini tentunya juga dialami oleh masyarakat nelayan di Jawa Timur karena sampai saat ini masyarakat nelayan masih merasakan dampak perubahan iklim terhadap kegiatan mencari ikan di laut.
Bahkan, banyak nelayan pilih parkir perahu, karena cuaca buruk yag disebabkan oleh gelombang tinggi dan terjangan ombak yang mencapai ketinggian dua meter.
Oleh karena itu, pada saat peringatan hari nelayan nasional pada 6 April menjadi kado tersendiri, karena bertepatan dengan peralihan musim dari hujan ke musim panas.
Tidak hanya sebatas pemberian sesajen ke laut atas rasa syukur yang selama setahun terkahir sudah dilalui.
Dalam perkembangan terkini, keberpihakan kepada nelayan salah satunya ditunjukkan pemerintah dengan menjalankan kebijakan yang cukup bagus, yakni meledakkan kapal-kapal asing yang sudah divonis sebagai pencuri ikan.
Meski masih bisa diperdebatkan berdampak signifikan atau tidak, tetapi yang pasti penghancuran kapal asing itu mampu mengurangi kekhawatiran nelayan akan kekurangan pasokan ikan dilaut.
Semoga di tahun 2018 ini, nelayan Indonesia bisa semakin maju, dan lebih maju lagi dalam berbagai hal, menuju kesejahteraan yang hakiki. Semoga......
Nelayanku di Hari Nelayan....
Sabtu, 7 April 2018 18:46 WIB