Kediri (Antaranews Jatim) - Dinas Pendidikan Kota Kediri, Jawa Timur, mempersilakan sekolah menengah pertama (SMP) setempat membuka jalur mandiri dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2018 sesuai dengan kebijakan masing-masing sekolah.
"PPDB 2018 ini ada perubahan sedikit, dengan PPDB mandiri. Maksudnya, sekarang kan acuannya pendidikan karakter. Jadi, nanti tiap sekolah dipersilakan merekrut sesuai karakter masing-masing," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto di Kediri, Senin.
Ia mencontohkan, untuk yang mempunyai kemampuan di bidang tahfid Al-Quran bisa bersekolah di SMPN 8, yang berkemampuan di seni budaya SMPN 6, ahli atletik di SMPN 3, yang berkemampuan di sepak bola SMPN 2.
Pihaknya juga mempersilakan masing-masing sekolah merekrut sesuai dengan rencana dan kebutuhan mereka. Misalnya, sekolah akan membuka delapan kelas di PPDB 2018, di mana dua kelas di antaranya dibuka untuk kelas mandiri sehingga kelas sisanya bisa untuk penerimaan secara reguler.
"Jadi, tergantung kebijakan masing-masing sekolah. Selain untuk kelas mandiri, juga masih harus dikurangi untuk kelas di jalur kemitraan. Lha yang terakhir ini untuk kelas reguler," katanya.
Siswanto mengatakan, saat ini sekolah yang hendak mengadakan jalur mandiri sudah mulai membuka pendaftaran. Namun, untuk kelas reguler rencananya akan dibuka setelah Lebaran 2018, sehingga masih ada waktu bagi orangtua dan anak-anak untuk menyiapkan pendaftaran di sekolah yang akan dituju.
Dalam PPDB 2018, Dinas Pendidikan Kota Kediri juga tetap menerapkan zonasi sekolah, dimana yang bersekolah diutamakan untuk pelajar yang rumahnya dekat dengan sekolah. Dengan itu, sekolah rata dalam penerimaan pelajar.
Selain itu, untuk pembatasan pelajar luar kota, dinas pendidikan juga menerapkan aturan 10 persen, sedangkan yang 90 persen diutamakan pelajar dengan kartu keluarga (KK) warga Kota Kediri. Aturan terkait dengan kebijakan itu juga sudah disampaikan ke kepala sekolah.
"Untuk yang pelajar asal kabupaten (luar Kota Kediri) alokasinya 10 persen. Ini Perwali juga sudah ada, konsep juga sudah ada, kepala sekolah sudah tahu," kata Siswanto. (*)