Kediri (Antaranews Jatim) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri, Jawa Timur, mendorong pemilik usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) setempat untuk mengembangkan usahanya secara digital, yang jangkauannya lebih luas.
"Sekarang ini media marketing berkembang, salah satunya secara digital. Oleh karena itu, teman-teman UMKM harus didorong, yang berkemampuan bisa ditingkatkan kapasitasnya," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri Djoko Raharto di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, BI juga sengaja mengadakan "Workshop dan digital marketing" yang temanya mendorong agar produk lokal bisa dipasarkan secara digital. Kegiatan ini diikuti para pelaku UMKM yang berdomisili di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, dengan harapan mereka bisa lebih mendapatkan wawasan tentang usahanya.
Kegiatan ini diharapkan bisa membantu pelaku UMKM dalam mengakses pasar dalam jaringan baik melalui jejaring sosial maupun "Market place", serta bagaimana membuat foto produk yang berkualitas.
Sementara itu, Adhi Kusumo, salah seorang pemateri yang juga ahli fotografi mengatakan, gambar saat ini tidak bisa hanya sekadar gambar saja, melainkan harus bisa menunjukkan sesuatu. Saat ini, mulai ada perubahan tren digital, dari sebelumnya yang apa adanya menjadi lebih menarik.
"Ada perubahan tren digital. Sebelumnya apa adanya, tapi di era digital, jualan jika biasa saja akan lewat...," katanya.
Ia mengungkapkan, kemajuan teknologi juga berpengaruh pada dunia fotografi. Bukan hanya bisa memanfaatkan kamera yang canggih untuk mendapatkan gambar yang bagus, namun dengan telepon seluler juga bisa dimanfaatkan mengambil foto produk.
Adhi yang juga alumnus "New York of Photography of USA" ini mengungkapkan, untuk memotret suatu produk sebenarnya tidak harus dengan biaya mahal, sebab bisa dengan bahan yang sangat terjangkau.
"Mau memotret produk itu sebenarnya tidak harus memakai alat mahal yang penting konsep, setelahnya baru merecanakan produk yang difoto apa saja," kata dia.
Selain itu, untuk mengambil foto, juga harus berpikir secara kreatif serta pencahayaan yang menyatu. Beragam peralatan dapur juga bisa dimanfaatkan untuk lebih mempercantik objek yang difoto, misalnya lembaran karung goni kecil, anyaman bambu, buah segar, atau beragam objek lainnya.
"Pencahayaan yang paling bagus itu dari matahari. Lampu belajar juga bisa. Lokasi mengambil foto di jendela juga bagus. Jadi, bisa memanfaatkan alat-alat di sekitar," ujarnya.
Menurut dia, mengambil foto produk juga harus diperhatikan tentang produknya. Jika ada beberapa produk, diharapkan produk utama yang dijual tidak akan kalah dengan produk lainnya. Produk utama bisa ditempatkan di lokasi yang lebih tinggi, ataupun menonjol, sehingga masyarakat tahu tentangnya.
Ia pun optimistis, dengan pengambilan foto yang menarik, bisa memengaruhi calon konsumen. Jika sebelumnya, mereka kurang berminat, tapi jika objek foto yang ditampilkan bagus, bisa jadi calon konsumen akan beralih membeli produk.
Acara ini digelar selama dua hari, Rabu-Kamis (27-28/3). Ada sekitar 200 peserta yang ikut di kegiatan tersebut. Mereka juga membawa serta produk dan di akhir acara dilakukan sesi belajar memotret produk bersama-sama.
Para peserta juga sangat antusias dengan kegiatan tersebut. Mereka sangat senang, sebab bisa mendapatkan beragam ilmu baru tentang dunia usaha, termasuk pengetahuan julan di daring dan mulai potensi hingga diberi trik mengambil foto produk yang menarik. (*)