Jember (Antaranews Jatim) - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jember meluncurkan "Kampung Zakat Terpadu" di Desa Jambearum yang merupakan kampung zakat pertama di wilayah Jawa Timur dan diresmikan secara langsung oleh Kepala Kanwil Kemenag Jatim Syamsul Bahri di desa setempat, Kamis.
"Tujuan adanya kampung zakat terpadu yakni kampung-kampung yang menjadi binaan dari Kemenag Jember diharapkan bisa mengembangkan ekonomi dan sumber daya manusianya menjadi lebih baik," kata Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur Syamsul Bahri di Dusun Paceh, Desa Jambearum, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember.
Menurutnya dengan bersatunya lembaga amil zakat (LAZ) dalam mengelola zakat tersebut secara bersama-sama, maka akan lebih terarah terkait pengelolaan dan sasaran dari penerima zakat tersebut.
"Silakan nama berbeda, warna bajunya beda, tetapi ketika menyalurkan zakatnya, satu tujuan, hal itulah satu spirit dan semangat yang luar biasa, sehingga kualitas masyarakat yang diharapkan bisa sesuai," tuturnya.
Ia menjelaskan kampung zakat terpadu itu akan menjadi contoh bagi Baznas Jatim dan nanti bisa dilakukan di banyak tempat di Jawa Timur karena Jember merupakan yang pertama dan akan terus digaungkan.
Sementara Kepala Kemenag Kabupaten Jember Fathur Rozi mengatakan banyak hal yang menjadi titik perhatian dari kampung zakat terpadu tersebut yakni pemberdayaan ekonominya, kemudian pengembangan sumber daya manusianya, dan menekan peredaran narkoba.
"Sehingga kami akan mensinergikan dengan penyuluh yang memiliki spesialisasi terkait sosialisasi pendewasaan usia nikah, spesialisasi narkoba, dan terpadu, sehingga siapapun bisa bersinergi," katanya.
Tidak hanya sinergi menyalurkan zakat, namun bisa lebih ke hal lain yakni bantuan untuk umat, ekonomi, dan aqidah umat, sehingga diharapkan dengan kegiatan dimulai dari yang kecil dan berharga tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Nantinya penerapan kampung zakat terpadu di Dusun Paceh, Desa Jambearum akan jadi percontohan di desa-desa yang lain. Berdasarkan data, tercatat ada 425 kepala keluarga di dusun tersebut dan yang mampu sekitar 25 persen dengan mata pencaharian sebagian besar adalah petani dan diharapkan ke depan semakin lebih baik.
Ketua Panitia Peluncuran Kampung Zakat Terpadu Muhammad Muslim mengatakan zakat merupakan suatu hal yang konsumtif akan diubah menjadi produktif.
"Selain pengembangan kreatif, nantinya ada kolaborasi dengan sejumlah amil zakat dan penyuluh agama Islam se-Kabupaten Jember. Desa itu juga akan dideklarasikan menjadi desa bebas narkoba dan desa bebas radikal, juga akan dibebaskan dari buta aksara mengaji," katanya.(*)