Kediri (Antaranews Jatim) - Pejabat Sementara Wali Kota Kediri Jumadi ingin agar tingkat kemiskinan di Kota Kediri, Jawa Timur, bisa turun, salah satunya dengan tetap menjaga daya beli masyarakat.
Jumadi mengatakan, kontribusi beras pada garis kemiskinan cukup tinggi. Untuk di kota sebesar 19 persen dan di kabupaten 23 persen. Untuk dari pusat ada beragam program bantuan sosial, misalnya, rastra, rasidi dari provinsi dan daerah rastrada.
"Harapannya kemiskinan dapat turun. Ini dapat membantu masyarakat untuk ketahanan pangan keluarga," katanya saat meninjau secara langsung penyaluran bantuan pangan nontunai (BPNT) program keluarga harapan (PKH) tahap I di "e-warong" Dermo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Selasa.
Ia juga menegaskan, di Kota Kediri tingkat inflasinya sangat rendah. Hal ini menandakan distribusinya misalnya bahan pokok baik.
"Di kota garis kemiskinan rendah, inflasinya pun juga rendah. Daya beli disini juga tidak berpengaruh pada inflasi karena kunci dari kemiskinan adalah inflasi," kata pria yang masih menjabat sebagai Kepala BPKA Provinsi Jatim itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Kediri Triyono Kutut mengatakan beras yang dibagikan itu adalah untuk warga penerima program BPNT. Setiap keluarga penerima manfaat (KPM) menerima beras sebanyak 10 kilogram yang diberikan secara gratis. Kualitas beras yang diberikan juga cukup bagus.
"Kepada para penerima agar menukarkan berasnya, bila beras yang didapat dalam kondisi yang tidak sesuai spesifikasi," kata dia.
Di Kota Kediri, warga penerima BPNT mencapai 12.863 penerima dari tiga kecamatan, yaitu Kota, Mojoroto, dan Pesantren. Setiap warga menerima beras 10 kilogram. Pada pembagian sebelumnya, penerima rencana akan mendapatkan tambahan telur sebanyak 2 kilogram, tapi karena harga beras yang cukup tinggi, akhirnya warga penerima hanya mendapatkan beras sebanyak 10 kilogram.
Di Kota Kediri, jumlah penerima bantuan PKH bertambah sekitar 3.600 orang menyusul kebijakan perluasan penerimaan bantuan tersebut. Penerima PKH juga yang mendapatkan BPNT.
"Yang PKH ada perluasan karena di pusat awalnya 6 juta menjadi 10 juta penerima. Di Kediri yang dapat PKH 4.882 jiwa, tapi itu ada penambahan 5.680, namun setelah diverifikasi hanya sekitar 3.600 penerima," tuturnya.
Untuk penerima PKH setiap tiga bulan sekali mendapatkan Rp500 ribu. Bantuan itu diberikan agar keluarga mereka lebih sejahtera. Untuk bantuan itu di Kota Kediri, juga sudah diberikan sejak awal Februari 2018 pada seluruh penerima.
Triono juga menambahkan, warga yang menerima PKH juga dapat bantuan lainnya termasuk bantuan pangan nontunai (BPNT). Pemberian BPNT tersebut sebelumnya juga sudah diberikan pada warga penerima, pertengahan Februari 2018. Setiap warga bisa mengambil hak mereka di tempat yang telah disesuaikan, di masing-masing tempat yang telah ditunjuk sesuai dengan alamat rumah.
Sementara itu, penyaluran di e-warong Dermo tersebut diberikan untuk warga penerima PKH di Kelurahan Mrican dan Kelurahan Gayam, Kota Kediri, yang berjumlah 190 KPM. Pjs wali Kota juga sempat dialog dengan warga, dan berharap bantuan itu bisa bermanfaat. (*)