Surabaya (Antaranews Jatim) - Bupati Jember, Jawa Timur, Faida, mengembangkan sektor pariwisata agar wilayah kabupaten yang dipimpinnya tak hanya dikenal oleh masyarakat luas sebagai Kota Karnaval.
"Jember telah ditetapkan sebagai Kota Karnaval di Indonesia setelah secara rutin setiap tahun sukses menggelar `Jember Fashion Carnival`, yang telah banyak menarik wisatawan lokal maupun mancanegara di setiap penyelenggaraannya," ujarnya, saat dikonfirmasi dalam kesempatan di Surabaya, Jumat malam.
Namun Faida mengungkapkan ingin wilayah Kabupaten Jember lebih dikenal tak cuma sebagai Kota Karnaval.
"Kabupaten Jember memiliki banyak tempat wisata alam, khususnya pantai, yang sampai hari ini terus kami kembangkan pengelolaannya agar semakin menarik wisatawan," katanya.
Dia mencontohkan, salah satu tempat wisata alam yang saat ini sedang fokus dikembangkan, untuk melengkapi tempat-tempat wisata pantai lainnya yang telah ada di Jember, adalah `Teluk Love`.
"Teluk Love telah menjadi tempat wisata alternatif favorit di Jember saat ini. Kalau ingin mendapatkan cinta yang abadi, datanglah ke Teluk Love," ujarnya, sembari berpromosi.
Faida lebih detail menjelaskan konsep pengembangan pariwisata di Jember yang sedang dilakukannya saat ini lebih fokus pada pembagian antara wisata edukasi dan wisata religi.
"Karena di Jember ada banyak kampus, selain juga pondok-pondok pesantren yang masing-masing memiliki ciri khas untuk diangkat sebagai tempat wisata alternatif," katanya.
Untuk wisata edukasi, Kabupaten Jember memiliki tempat di sebuah perkebunan yang menjadi pusat penelitian komoditas kopi dan kakao, yang menurut dia terbesar di Indonesia.
Di lokasi perkebunan ini, wisatawan bisa melihat tanaman kopi dan kakao, mulai dari pembibitan hingga panen.
"Wisatawan juga bisa menyaksikan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan terhadap dua komoditas ini di perkebunan itu, melihat dari dekat proses bagaimana biji kopi diolah, serta kakao yang diproduksi sampai menjadi bubuk coklat yang siap dipasarkan," ujarnya, memaparkan.
Faida juga telah membuka pondok-pondok pesantren di Jember bagi wisatawan. "Setiap malam Jumat Legi, seluruh pondok pesantren di Jember menggelar pengajian `manakib` dan itu terbuka bagi wisatawan," katanya.
Wisatawan yang datang untuk menyaksikan pengajian manakib di pondok-pondok pesantren setiap malam Jumat Legi itu tercatat mencapai 150 ribu orang, yang datang tak cuma dari berbagai wilayah Indonesia, melainkan juga dari luar negeri, seperti Singapura, Thailand dan Malaysia. (*)